REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Milisi Palestina menembakan sebuah roket ke selatan Israel untuk pertama kalinya selama berbulan-bulan pada Senin (18/4/2022). Ketegangan kembali pecah setelah militer Israel menyerbu seluruh penjuru Tepi Barat pekan lalu.
Israel mengatakan berhasil menghalau roket tersebut dan tidak ada laporan korban luka atau kerusakan. Israel menganggap Hamas yang bertanggung jawab pada semua tembakan ke arah Israel. Biasanya tembakan semacam itu akan dibalas dengan serangan udara.
Tembakan roket ini merupakan tembakan pertama sejak tahun baru. Pada Selasa (19/4/2022) pagi pesawat jet tempur Israel menggelar serangkaian serangan udara di selatan Jalur Gaza. Militer Israel mengatakan operasi itu menargetkan "situs pabrik senjata" Hamas. Tidak ada laporan korban luka dalam serangan tersebut.
Beberapa jam sebelumnya pemimpin Jihad Islam mengeluarkan pernyataan singkat terinkripsi yang berisi kecaman atas "pelanggaran" Israel di Yerusalem. Kelompok itu tengah meningkatkan persenjataan roket mereka.
Ziad al-Nakhala yang berada di luar wilayah Palestina mengatakan blokade Israel-Mesir yang diterapkan setelah Hamas menguasai Gaza 15 tahun lalu "tidak dapat membungkam kami dari apa yang terjadi di Yerusalem dan wilayah pendudukan Tepi Barat".
Namun tidak ada kelompok bersenjata di Palestina yang mengaku bertanggung jawab atas serangan roket tersebut. Pada akhir pekan lalu polisi Israel menyerang warga Palestina di sekitar Masjid al-Aqsa.
Tahun lalu kekerasan semacam ini di tempat tersuci ketiga bagi umat Islam memicu perang 11 hari di Gaza. Polisi Israel mengaku mereka merespon warga Palestina yang melempar batu dan memastikan agar penganut agama Yahudi, Kristen dan Islam dapat beribadah dengan aman di sana.
Sementara warga Palestina mengatakan kehadiran polisi Israel di Masjid al-Aqsa provokatif. Selain itu polisi juga menggunakan kekuatan berlebihan pada warga biasa.
Sebelum roket ditembakan, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan Israel target dari "kampanye penghasutan yang dipimpin Hamas." Ketegangan terbaru terjadi di bulan Ramadhan dan pekan liburan Yahudi, Passover.
Umat Kristiani juga sedang merayakan hari Paskah pada pekan lalu. Puluhan ribu orang berziarah ke Kota Tua Yerusalem yang merupakan tempat suci tiga agama untuk pertama kali sejak pandemi Covid-19.
Yordania dan Mesir yang berdamai dengan Israel puluhan tahun yang lalu dan bekerja sama di isu keamanan mengecam serangan polisi Israel di Masjid al-Aqsa. Pemerintah Yordania sebagai pelindung situs itu memanggil perwakilan atau charge d'affaires Israel sebagai bentuk protes.
Raja Yordania Abdullah II membahas kekerasan tersebut dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi. Berdasarkan pernyataan gabungan mereka sepakat "tindakan provokatif dan ilegal Israel harus segera diakhiri." Yordania berencana menggelar pertemuan dengan negara-negara Arab untuk membahas masalah ini.
Israel mengatakan polisi mereka memaksa masuk komplek Masjid al-Aqsa pada Jumat (15/4/2022) lalu karena warga Palestina menumpuk batu di gerbang yang digunakan umat Yahudi masuk ke situs suci itu. Gerbang tersebut juga mengarah ke Tembok Barat, situs tersuci orang Yahudi berdoa.