REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Militer Inggris mengungkapkan perkembangan terbaru mengenai invasi Rusia di Ukraina. Militer Inggris mengatakan, Ukraina membalas sejumlah serangan Moskow di sepanjang garis pertahanan di Donbas pekan ini.
Pada Ahad (24/4/2022) di Twitter, Kementerian Pertahanan Inggris mencicit walaupun Rusia merebut sejumlah wilayah tetapi perlawanan Ukraina menguat di sepanjang poros dan menimbulkan pukulan keras pada pasukan Rusia.
"Buruknya moral dan terbatasnya waktu pasukan Rusia menyusun dan mengorganisasi ulang pasukannya dari serangan sebelumnya kemungkinan menghambat efektivitas tempur Rusia," kata Kementerian.
Pada Sabtu (23/4/2022), Pemerintah Ukraina mengatakan akan terus berusaha mengevakuasi warga sipil dari Mariupol. Rusia mengeklaim sudah memenangkan pertempuran di kota pelabuhan yang telah dikepung selama berpekan-pekan tersebut.
“Hari ini kami akan kembali mencoba mengevakuasi wanita, anak-anak dan orang tua. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, kami akan memulai evakuasi sekitar tengah hari,” kata Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk lewat akun Telegram-nya.
Menurut dia, Rusia mungkin akan mencoba mengatur evakuasi menuju negara mereka. “Koridor kami akan secara eksklusif menuju ke arah Zaporizhzhia,” ucapnya seraya meminta orang-orang “untuk tidak menyerah pada provokasi”.
Vereshchuk berjanji terus mencoba mengeluarkan warga sipil dari Mariupol. Pada Kamis (21/4/2022) lalu, tiga bus yang membawa pengungsi dari Mariupol tiba di kota Zaporizhzhia. Rombongan tiba setelah upaya evakuasi dibatalkan selama tiga hari berturut-turut.
Pada Kamis lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengeklaim, pasukan Rusia telah memenangkan pertempuran di Mariupol. Karena telah memenangkan pertempuran, Putin membatalkan operasi untuk menyerbu pabrik baja Azovstal.