Senin 25 Apr 2022 05:30 WIB

Macron Kembali Memenangkan Pemilihan Presiden Prancis

58,5 persen suara partisipan pemilih mendukung Macron.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
 Kandidat presiden sentris dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Sebanyak 58,5 persen suara partisipan pemilih mendukung Macron.
Foto:

Suara yang terbagi

 

Jajak pendapat awal menunjukkan suara itu terbagi tajam baik berdasarkan usia dan status sosial-ekonomi. Jajak pendapat Elabe menunjukkan, sebanyak dua pertiga suara kelas pekerja mendukung Le Pen. Sementara proporsi yang sama dari eksekutif kerah putih dan pensiunan mendukung Macron. Macron memenangkan sekitar 59 persen suara oleh anak muda berusia 18-24 tahun dengan suara yang hampir terbagi rata dalam kategori usia lainnya.

Gangguan selama dua tahun akibat pandemi dan melonjaknya harga energi yang diperparah oleh perang Ukraina melambungkan masalah ekonomi dalam masa kampanye pemilihan presiden. Kenaikan biaya hidup telah menjadi beban yang menanjak bagi kelompok termiskin di negara itu.

"Dia perlu lebih dekat dengan orang-orang dan mendengarkan mereka," kata pekerja penjualan digital Virginie pada pertemuan kemenangan Macron.

Macron dapat mengharapkan sedikit atau tidak ada masa tenggang di negara yang perpecahan politiknya telah terungkap melalui pemilihan umum dengan partai-partai radikal mendapat perolehan suara cukup baik. "Akan ada kesinambungan dalam kebijakan pemerintah karena presiden telah dipilih kembali. Tapi kami juga mendengar pesan rakyat Prancis," kata Menteri Kesehatan Olivier Veran.

Kemenangan Macron di luar Prancis, dipuji sebagai penangguhan hukuman untuk politik arus utama yang diguncang dalam beberapa tahun terakhir. Keputusan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, pemilihan Donald Trump 2016, dan kebangkitan generasi baru pemimpin nasionalis menjadi tantangan bagi negara itu.

"Bravo Emmanuel. Dalam periode yang bergejolak ini, kita membutuhkan Eropa yang solid dan Prancis yang benar-benar berkomitmen untuk Uni Eropa yang lebih berdaulat dan lebih strategis," ujar Presiden Dewan Eropa Charles Michel di Twitter.

"Pasar keuangan akan bernapas lega secara kolektif setelah kemenangan pemilihan Macron," kata Kepala Strategi di Principal Global Investors Seema Shah.

Tapi, nasib Macron sekarang akan tergantung pada pemilihan parlemen yang akan datang. Le Pen menginginkan aliansi nasionalis dalam sebuah langkah yang meningkatkan kemungkinan bekerja dengan saingan sayap kanan seperti Eric Zemmour dan keponakannya, Marion Marechal.

Jean-Luc Melenchon yang berhaluan keras, yang sejauh ini muncul sebagai kekuatan terkuat di kiri politik Prancis, mengatakan bahwa dia layak menjadi perdana menteri. Permintaan ini akan memaksa Macron melakukan kerja sama yang canggung dan rawan kebuntuan.

"Melenchon sebagai perdana menteri. Itu akan menyenangkan. Macron akan marah, tapi itu intinya," kata direktur teknis di teater Paris Philippe Lagrue yang memilih Macron di putaran kedua setelah mendukung Melenchon di putaran pertama.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement