Selasa 26 Apr 2022 12:51 WIB

AS Pertimbangkan untuk Turunkan Tarif Terhadap Barang-Barang China

Kenaikan tarif China oleh Presiden Trump menyebabkan lonjakan harga konsumen.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Pekerja berada di antara peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (24/8/2021). Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Biden berhati-hati mempelajari dampak inflasi dari kenaikan tarif yang dijatuhkan kepada China oleh pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Foto: ANTARA/M RISYAL HIDAYAT
Pekerja berada di antara peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (24/8/2021). Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Biden berhati-hati mempelajari dampak inflasi dari kenaikan tarif yang dijatuhkan kepada China oleh pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Biden berhati-hati mempelajari dampak inflasi dari kenaikan tarif yang dijatuhkan kepada China oleh pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. Kenaikan tarif ini menyebabkan lonjakan harga konsumen.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, Perwakilan Dagang AS Katherine Tai masih meninjau tarif untuk barang-barang China pada era pemerintahan Trump. Pemerintahan Biden mempertimbangkan untuk menurunkan tarif terhadap barang-barang China, untuk mewaspadai kenaikan inflasi.

Baca Juga

"Ini adalah proses yang berkelanjutan, dan tentu kami melihat kenaikan biaya dan kami melihat inflasi yang meningkat, tentu saja itu ada di pikiran kami," kata Psaki.

Psaki mengatakan, tinjauan itu juga melihat masalah yang lebih besar, seperti perilaku China di pasar global dan dampak tarif terhadap upah. Termasuk peluang kerja, dan daya saing Amerika.

Komentar Gedung Putih muncul beberapa hari setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, pemerintah mempertimbangkan untuk menurunkan tarif atas barang-barang China. Langkah ini dinilai dapat menurunkan inflasi AS, yang telah mencapai level tertinggi tahun ini.  

Deputi penasihat keamanan nasional Daleep Singh mengatakan, pelonggaran tarif atas barang-barang non-strategis China seperti sepeda atau pakaian jadi dapat membantu memerangi inflasi. Peringkat persetujuan Biden telah turun karena biaya energi, makanan, dan bahan pokok lainnya telah meningkat.

Seorang rekan senior di Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional, Chad Bown, mengatakan komentar Psaki menambah harapan bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan pengurangan tarif.

Bown mengatakan, penurunan tarif kemungkinan akan membutuhkan negosiasi di belakang layar dengan Beijing.  Langkah seperti itu juga kemungkinan akan menyebabkan ketegangan, karena pemerintahan Biden akan memindahkan rantai pasokan dari China.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement