REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Kepolisian Ukraina mengatakan sejak invasi Rusia mereka sudah menemukan 1.150 jenazah warga sipil di sekitar wilayah Ibukota Kiev. Sekitar 50 hingga 70 persen diantaranya tewas karena luka tembakan dari senjata api laras pendek.
Ukraina mengatakan warga sipil yang ditemukan tewas di Bucha dibunuh pasukan Rusia saat mereka menduduki kota tersebut. Sampai saat ini belum dapat diverifikasi dengan independen berapa tepatnya jumlah korban tewas di Bucha atau apa penyebab kematian mereka.
Rusia membantah menyerang warga sipil dalam invasi yang mereka sebut sebagai "operasi militer khusus". Moskow mengatakan tuduhan pasukannya mengeksekusi warga sipil Bucha saat menduduki kota itu merupakan "fitnah mengerikan" yang bertujuan merusak citra pasukan Rusia.
"Sampai saat ini, kami telah menemukan, memeriksa, dan menyerahkan ke institusi forensik 1.150 jenazah warga sipil," kata Nebylov dalam video yang diunggah di Twitter.
Di video itu ia berdiri di tengah-tengah reruntuhan gedung yang hancur selama gempuran Rusia ke wilayah Kiev. "Saya ingin menekankan ini warga sipil, bukan militer," katanya.
Video itu diunggah satu hari setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggelar pembicaran dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Stasiun televisi Ukraina menyiarkan Guterres berkunjung ke Kota Borodyanka yang menurut Zelenskyy situasinya lebih "buruk" dibanding Bucha.