REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Tim penyelamat di Cina berhasil mengevakuasi seorang perempuan dalam keadaan hidup dari puing-puing sebuah bangunan yang sebagian runtuh hampir enam hari sebelumnya. Perempuan tidak dikenal itu adalah korban ke-10 dari bencana di Kota Changsha, dengan lima orang meninggal dunia dan mungkin puluhan masih hilang.
Menurut laporan media resmi pemerintah China, Xinhua, pada Kamis (5/5/2022), perempuan itu diselamatkan tidak lama setelah tengah malam, sekitar 132 jam setelah bagian belakang gedung berlantai enam itu tiba-tiba ambruk pada 29 April. Dia sadar dan menyarankan penyelamat tentang cara menariknya keluar tanpa menyebabkan cedera lebih lanjut. Tim telah menggunakan anjing dan peralatan tangan serta drone serta detektor kehidupan elektronik dalam pencarian.
Sekitar sembilan orang telah ditangkap sehubungan dengan runtuhnya bangunan yang dibangun sendiri, termasuk pemiliknya. Pemilik gedung dicurigai mengabaikan peraturan bangunan atau melakukan pelanggaran lainnya. Sedangkan tiga orang yang bertanggung jawab atas desain dan konstruksi pun ditangkap. Lima orang lainnya diduga memberikan penilaian keamanan palsu untuk sebuah wisma di lantai empat hingga enam gedung tersebut.
Peningkatan jumlah runtuhnya bangunan yang dibangun sendiri dalam beberapa tahun terakhir mendorong Presiden China Xi Jinping memerintahkan pemeriksaan tambahan untuk mengungkap kelemahan struktural pada bulan lalu. Penyelewengan terhadap standar keselamatan termasuk pembangunan lantai tambahan secara ilegal dan kegagalan untuk menggunakan jeruji besi sebagai tulangan. China juga sering kali mengalami kerusakan infrastruktur seperti pipa gas yang menyebabkan ledakan dan membuat gedung runtuh.