REPUBLIKA.CO.ID., MOSKOW -- Militer Rusia sangat menyadari kolaborasi intelijen Barat dan penyaluran senjata ke Ukraina, tetapi tindakan ini tidak akan menghalangi tujuan operasi khusus Rusia, kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Kamis (5/5/2022).
Berbicara pada konferensi pers di Moskow, Peskov mengatakan tindakan Barat seperti itu "tidak berkontribusi pada penyelesaian cepat operasi militer khusus."
Pada saat yang sama, tindakan ini tidak dapat menghalangi pencapaian tujuan, yang ditetapkan sebelum pasukan Rusia memasuki Ukraina, kata jubir Kremlin.
“Militer kami sangat menyadari bahwa Amerika Serikat, Inggris, (dan) anggota NATO terus mengirimkan bantuan intelijen dan parameter lainnya kepada angkatan bersenjata Ukraina. Ini sudah diketahui dengan baik.”
"Bersama dengan pengiriman senjata yang dikirim oleh negara-negara yang sama dan Aliansi Atlantik Utara ke Ukraina, ini adalah tindakan yang tidak berkontribusi pada penyelesaian cepat operasi. Tetapi pada saat yang sama (tindakan seperti itu) tidak mampu mencegah pencapaian tujuan yang ditetapkan selama operasi militer khusus," sebut Peskov.
Setidaknya 3.280 warga sipil telah tewas dan 3.451 lainnya terluka di Ukraina sejak Rusia melancarkan perang di negara itu pada 24 Februari, menurut perkiraan PBB. Jumlah korban sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi.
Lebih dari 5,7 juta orang telah melarikan diri ke negara lain, dengan sekitar 7,7 juta orang mengungsi, menurut data dari badan pengungsi PBB.