REPUBLIKA.CO.ID., LONDON -- Partai Konservatif Inggris telah kalah dalam pemilihan umum lokal dari Partai Buruh dan partai lainnya berdasarkan hasil penghitungan awal. Saat setengah dari 146 dewan mengumumkan hasil pada Jumat (6/5/2022) pagi, Konservatif kehilangan puluhan kursi dan hanya meraih 535 dari total 4.350 kursi di Inggris.
Sejauh ini Partai Buruh telah memenangkan 1.189 kursi dan Demokrat Liberal 257, menurut hasil tidak resmi awal. Sedangkan Konservatif kehilangan 124 kursi yang dipegang sebelumnya.
Konservatif telah memenangkan 18 dewan sejauh ini, Buruh 37, dan Demokrat Liberal empat. Sebanyak 4.350 kursi di 140 dewan di seluruh Inggris diperebutkan dalam pemilihan.
Sementara itu, ada 32 kursi dewan Skotlandia dan 22 kursi dewan Wales juga akan diperebutkan dalam pemilu kali ini. Para pemilih Irlandia Utara telah memilih untuk mengisi 90 kursi parlemen lokal mereka.
Di Skotlandia dan Wales, penghitungan akan dimulai pada Jumat, dan hasil paling awal diharapkan pada sore hari, dengan lebih banyak hasil pada malam hari. Penghitungan di Irlandia Utara juga akan dimulai pukul 9 pagi pada Jumat dan hasil pertama diharapkan keluar pada waktu siang.
Pemungutan suara di seluruh Inggris akan menunjukkan apakah Partai Konservatif telah kehilangan dukungan publik akibat pemberlakuan karantina Covid-19 dan beberapa masalah lainnya, termasuk krisis biaya hidup.
Hasil buruk ini akan mendorong kepemimpinan Partai Konservatif untuk menggantikan posisi Boris Johnson sebagai pemimpin partai dan perdana menteri.
Hasil pemilu Skotlandia diharapkan menunjukkan aspirasi dukungan untuk referendum kemerdekaan kedua, yang telah dijanjikan pada akhir 2023 oleh pemimpin partai terbesar Partai Nasional Skotlandia (SNP).
Di Irlandia Utara, partai nasionalis Sinn Fein diproyeksikan menjadi partai terbesar untuk pertama kalinya, meningalahkan Partai Persatuan Demokratik (DUP).
Total suara yang diterima Sinn Fein juga akan menjadi indikasi untuk mengambil langkah-langkah untuk Irlandia yang bersatu.