REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China menyatakan dukungannya untuk penyelidikan yang transparan dan independen atas pembunuhan jurnalis senior Palestina Shireen Abu Akleh. Seperti diketahui, korban diduga kuat ditembak mati oleh pasukan Israel saat melaporkan serangan Israel di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada Rabu (11/5/2022).
“China secara konsisten menolak dan mengutuk keras kekerasan terhadap jurnalis yang melakukan pekerjaan mereka. Kami berharap insiden ini akan ditangani secara adil sesuai hukum," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian saat berbicara dalam konferensi pers reguler di Beijing dilansir dari Wafa News, Jumat (13/5/2022).
Sehubungan dengan pembukaan penyelidikan yang transparan dan independen atas pembunuhan Abu Akleh, Zhao mengatakan bahwa China pada prinsipnya mendukung langkah tersebut. "Kami pikir insiden itu harus ditangani dengan cara yang adil," katanya.
Koresponden Aljazirah itu ditembak mati oleh tembakan militer Israel selama serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki Rabu pagi. Kematiannya diumumkan setelah video beredar online menunjukkan tubuhnya yang lemas dibawa ke mobil dan dievakuasi.
Abu Akleh, seorang warga Palestina dengan kewarganegaraan AS, mengenakan rompi pers dan helm ketika dia dibunuh. Dia berusia 51 tahun saat kejadian.
Wartawan kedua, Ali Samoudi, tertembak di punggung dalam insiden yang sama dan dilaporkan dalam kondisi stabil.
Menanggapi kekejaman ini, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut akan membawa pembunuhan Abu Akleh ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). "Kami menolak penyelidikan bersama dengan otoritas Israel. Kami akan segera pergi ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk mengejar para penjahat," kata Abbas usai upacara pemakaman kenegaraan untuk Abu Akleh di Ramallah.