Senin 16 May 2022 18:21 WIB

Penyelidikan Independen Bermunculan Ungkap Penembak Shireen Abu Akleh

Pejabat dan saksi Palestina mengatakan Abu Akleh ditembak oleh tentara.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Layar luar ruangan menunjukkan gambar jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh dan bahasa Arab yang berbunyi, selamat tinggal Shireen, suara Palestina, di pusat kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022.
Foto:

Sadot mengatakan peluru apa pun harus dicocokkan dengan laras pistol. Palestina telah menolak untuk melepaskan peluru dan tidak jelas apakah militer telah menyita senjata yang digunakan hari itu.

"Pelurunya sendiri tidak bisa berkata banyak karena bisa saja ditembakkan oleh kedua sisi. Yang bisa dilakukan adalah mencocokkan peluru dengan laras," kata Sadot.

Pejabat dan saksi Palestina, termasuk wartawan yang bersamanya, mengatakan jurnalis Palestina-Amerika itu dibunuh oleh tembakan tentara. Militer, setelah awalnya mengatakan orang-orang bersenjata Palestina mungkin bertanggung jawab, kemudian mundur dan sekarang mengatakan dia mungkin juga terkena tembakan Israel.

Israel telah menyerukan penyelidikan bersama dengan Palestina, dengan mengatakan peluru itu harus dianalisis oleh para ahli balistik untuk mencapai kesimpulan yang tegas. Pejabat Palestina telah menolak, mengatakan tidak mempercayai Israel dan telah mengundang negara lain untuk bergabung dalam penyelidikan. Kelompok hak asasi manusia mengatakan Israel memiliki catatan buruk dalam menyelidiki pelanggaran oleh pasukan keamanannya.

Sementara itu, polisi Israel selama akhir pekan meluncurkan penyelidikan atas perilaku petugas yang menyerang pelayat di pemakaman Abu Akleh, menyebabkan pengusung jenazah hampir menjatuhkan peti matinya. Surat kabar pada Ahad (15/5/2022), dipenuhi dengan kritik terhadap polisi dan tindakan mereka yang dinilai sebagai bencana hubungan masyarakat.

"Rekaman dari Jumat adalah kebalikan dari penilaian yang baik dan kesabaran. Itu mendokumentasikan tampilan mengejutkan dari kebrutalan dan kekerasan yang tak terkendali," tulis komentator Oded Shalom di harian Yediot Ahronot.

 

Nir Hasson yang meliput urusan Yerusalem untuk harian Haaretz mengatakan, masalahnya jauh lebih dalam daripada citra Israel. "Ini adalah salah satu ekspresi visual paling ekstrem dari pendudukan dan penghinaan yang dialami rakyat Palestina,” tulisnya. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement