Rabu 18 May 2022 15:48 WIB

Biden Akui Supremasi Kulit Putih Mengalir di Politik AS

Biden berduka atas pembunuhan 10 orang kulit hitam di Buffalo, New York.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joe Biden berbicara di Taman Mawar Gedung Putih di Washington, Selasa, 17 Mei 2022
Foto:

"Sekarang adalah waktunya bagi orang-orang dari semua ras, dari setiap latar belakang untuk berbicara sebagai mayoritas Amerika dan menolak supremasi kulit putih," kata presiden AS itu.

Biden bergabung dengan istrinya, Jill, dan berbagai pemimpin politik New York berkumpul di sebuah monumen yang didirikan di bawah pohon untuk memberi penghormatan kepada korban penembakan Buffalo. Adegan di Buffalo adalah adegan yang terlalu akrab bagi Biden. Dia mengatakan dalam pidatonya bahwa merasakan yang dialami keluarga korban, sebuah referensi yang jelas tentang kematian putranya, Beau Biden.

Presiden AS ini pun mengingatkan bahwa dia mencalonkan diri sebagai presiden untuk memulihkan jiwa Amerika. Namun, peristiwa Buffalo juga menunjukkan betapa sedikit yang telah dicapai Biden dalam memberantas peningkatan kelompok supremasi kulit putih atau mengekang kekerasan senjata.

Banyak anggota parlemen Republik menghalangi upaya untuk memajukan tindakan pengendalian senjata dan negara itu mengalami serangkaian penembakan massal dalam beberapa bulan terakhir. Biden telah meminta Kongres untuk meminta pemeriksaan latar belakang baru bagi pembeli senjata dan melarang senjata "serangan" gaya militer dan magasin amunisi berkapasitas besar. Namun Demokrat yang sebagian besar mendukung langkah-langkah keamanan senjata tidak memiliki cukup suara untuk meloloskannya.

 

Biden mengatakan kepada wartawan sebelum meninggalkan Buffalo bahwa menyadari akan sulit untuk mengesahkan undang-undang. "Ini akan sangat sulit tetapi saya tidak akan menyerah," katanya tentang tindakan senjata.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement