REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Puluhan pengunjuk rasa Palestina terluka dalam bentrokan dengan tentara Israel di sejumlah desa dan kota di Tepi Barat pada Jumat (20/5/2022), kata Bulan Sabit Merah Palestina. Menurut lembaga tersebut, tiga korban luka ditembak peluru tajam, 71 orang ditembak peluru karet, dan puluhan lainnya menderita akibat menghirup gas air mata.
Bentrokan sengit terjadi di dekat sejumlah desa di Tepi Barat dan puluhan pengunjuk rasa antipermukiman membakari ban serta melempari tentara Israel dengan batu, kata saksi mata Palestina. Puluhan pengunjuk rasa Palestina menderita akibat menghirup gas air mata selama bentrokan dengan tentara Israel di sebuah daerah dekat Kota Hebron di Tepi Barat selatan, kata pejabat dan saksi mata.
Pegiat Palestina Fouad Al-Amour mengatakan kepada Xinhua bahwa bentrokan berlangsung ketika warga setempat, warga asing, dan pegiat Palestina memprotes putusan pengadilan Israel yang menggusur delapan komunitas dari daerah tersebut. Warga Palestina mengelar demonstrasi mingguan di desa dan kota di Tepi Barat pada Jumat untuk mengecam ekspansi permukiman dan perampasan tanah oleh Israel.
Pasukan Israel menembak dan membunuh seorang remaja laki-laki Palestina ketika bentrokan meletus di wilayah pendudukan Tepi barat pada Sabtu (21/5/2022) pagi. Militer telah mengintensifkan serangan di kota Jenin di Tepi Barat utara selama beberapa bulan terakhir.
Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi korban tewas sebagai Amjad al-Fayyed berusia 17 tahun. Sebelum kabara kematian, dikabarkan seorang warga Palestina berusia 18 tahun lainnya berada dalam kondisi kritis setelah terluka oleh tembakan Israel.
Media lokal melaporkan bahwa bentrokan meletus di luar kamp pengungsi Jenin ketika pasukan Israel menyerbu daerah tersebut. Tidak segera jelas bagaimana al-Fayyed bisa tertembak. Namun, Israel mengatakan sedang melakukan kegiatan kontra-terorisme untuk menahan milisi yang dicari dan yang memiliki rencana melakukan serangan mematikan baru-baru ini di Tepi Barat dan Israel.