REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan MyAQSA dan Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia menggelar KTT Cendekiawan Muslim 2022. KTT dihadiri lebih dari 150 cendekiawan Muslim dari lebih dari 50 negara.
“Umat Islam Al-Aqsa sangat membutuhkan dukungan moral dari umat Islam di seluruh dunia. Kami menyerukan peninjauan kembali terhadap fatwa yang melarang umat Islam pergi ke tanah Al-Aqsha dengan alasan itu adalah pengakuan diplomatik atas pendudukan Zionis," kata Ketua Komite programnya, Datuk Dr Mohd Khairuddin Aman Razali dikutip di Bernama, Senin (23/5).
Dengan perkembangan saat ini, terlebih ketika umat Islam di Al-Aqsa membutuhkan dukungan dunia, para peserta KTT tersebut menyerukan peninjauan kembali terhadap fatwa, yang didasari atas perubahan dan situasi saat ini.
Menurut Mohd Khairuddin, KTT juga menyepakati untuk menerbitkan ensiklopedia khusus terkait Palestina. Langkah ini disebut bertujuan untuk menampilkan informasi ilmiah terkait sejarah dan perjuangan Palestina.
Lebih lanjut, ia mengatakan, penerbitan ensiklopedia oleh para ulama juga sangat diperlukan mengingat saat ini ada upaya untuk memberikan informasi palsu tentang Palestina di tingkat global.
Di antara resolusi lain yang dicapai pada konferensi tersebut adalah mendorong penggunaan media sosial, termasuk di kalangan non-Muslim, untuk mengekspos kekejaman Zionis di tanah Palestina.
“Kami menghimbau kepada masyarakat menggunakan media sosial semaksimal mungkin agar dapat mengungkap kekejaman yang terjadi di Palestina, atas dasar kemanusiaan,” kata dia.
Mohd Khairuddin mengatakan, sebuah komite di bawah naungan Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional akan dibentuk dalam waktu dekat untuk membahas masalah Palestina.
Berbasis di Kuala Lumpur, ia juga mengatakan komite itu akan bekerja secara khusus untuk menyatukan semua serikat Muslim di seluruh dunia, di bawah satu forum. Pada saat yang sama, komite akan memastikan semua 24 resolusi yang diputuskan dalam konferensi dapat dicapai.