REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengancam akan memutuskan hubungan dengan Israel, karena wawancara eksklusif surat kabar The Jerusalem Post dengan menteri luar negeri Taiwan yang diterbitkan pada Senin (30/5/2022). Dalam wawancara tersebut, Menteri Luar Negeri (Menlu) Taiwan Joseph Wu memperingatkan Beijing bersiap untuk menyerang Taiwan.
Seorang diplomat China menelepon Pemimpin Redaksi Jerusalem Post, Yaakov Katz, dan meminta agar artikel wawancara dengan menteri luar negeri Taiwan dihapus. Jika artikel itu tidak dihapus maka China mengancam akan memutus hubungan dengan Jerusalem Post dan menurunkan tingkat hubungan dengan Israel.
"Saya mendapat telepon dari (kedubes) China yang meminta untuk menghapus berita itu atau mereka akan memutuskan hubungan dengan The Jerusalem Post dan menurunkan tingkat hubungan dengan Israel," ujar Katz dilansir Middle East Monitor, Rabu (1/6/2022).
Dalam wawancaranya dengan surat kabar The Jerusalem Post, Wu mengatakan Taiwan tidak khawatir dengan kemarahan China. Apabila Beijing marah, berarti Taiwan telah melakukan hal yang benar. "Ketika mereka marah kepada Anda, itu berarti Anda melakukan sesuatu yang benar," ujar Wu.
Ini bukan pertama kalinya The Jerusalem Post membuat China geram. Sebelumnya China pernah memberikan peringatan kepada Jerusalem Post terkait sebuah artikel opini yang diterbitkan pada 10 Mei tentang genosida yang dilakukan oleh otoritas China terhadap populasi Muslim Uighur di Xinjiang.
China membantah artikel tersebut. Mereka menyebut artikel itu sebagai artikel anti-China yang ditulis oleh separatis kemerdekaan Xinjiang. Kedutaan besar China di Israel saat itu dengan tegas menentang dan mengutuk keras artikel tersebut.
Selama beberapa dekade, Amerika Serikat dan kekuatan barat telah menjamin perlindungan Taiwan. Amerika Serikat menempatkan pasukannya di Taiwan. Israel juga telah meningkatkan hubungan dengan Taipei selama bertahun-tahun. Di sisi lain Israel juga mempertahankan dan mengembangkan hubungannya dengan China.