REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengakui pada Sabtu (4/6/2022), Iran mengambil dua kapal tanker minyak Yunani bulan lalu. Perampasan ini dalam serangan yang diluncurkan dengan helikopter di Teluk Persia.
Penyitaan tersebut merupakan pembalasan atas peran Yunani dalam penyitaan minyak mentah oleh Amerika Serikat (AS) dari kapal tanker berbendera Iran pada pekan yang sama di Laut Mediterania.
"Mereka mencuri minyak Iran di lepas pantai Yunani, kemudian orang-orang pemberani kami yang tidak takut mati merespons dan menangkap kapal tanker minyak musuh,” kata Khamenei dalam pidato 80 menit pada peringatan kematian mendiang pendiri Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini.
"Tapi mereka menggunakan kerajaan media dan propaganda ekstensif mereka untuk menuduh Iran melakukan pembajakan. Siapa bajak laut itu? Anda mencuri minyak kami, kami mengambilnya kembali dari Anda. Mengambil kembali barang curian tidak disebut mencuri," ujarnya.
Penyitaan itu meningkatkan ketegangan antara Iran dan Barat yang sudah mendidih karena kesepakatan nuklir Iran 2015 yang compang-camping dengan kekuatan dunia. Teheran telah memperkaya lebih banyak uranium, lebih dekat ke tingkat senjata daripada sebelumnya.
Khamenei dalam pidato tersebut juga menuduh AS mendukung protes baru-baru ini di Iran yang dipicu kenaikan harga dan pemotongan subsidi oleh pemerintah. Pria berusia 82 tahun ini mengatakan, musuh Iran mencoba mengadu warga Iran melawan sistem Islam"melalui perang psikologis, internet, dan dukungan keuangan.
Nilai mata uang Iran rial telah melemah selama bertahun-tahun tetapi baru-baru ini jatuh ke posisi terendah baru, mencerminkan meningkatnya kecemasan atas ekonomi Iran. Khamenei mengkritik oposisi AS selama puluhan tahun terhadap negara itu. Dia mengatakan Washington menggantungkan harapannya pada protes semacam itu.