Senin 06 Jun 2022 20:32 WIB

Kiev Dihujani Roket, Pejabat Ukraina: Rusia Ingin Bunuh Banyak Orang

Rusia mengeklaim serangannya menghancurkan tank-tank kiriman negara Eropa.

 Petugas pemadam kebakaran dan tim keamanan Ukraina di lokasi sebuah gedung yang terkena rudal Rusia di Kyiv (Kiev), Ukraina, 20 Maret 2022.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Petugas pemadam kebakaran dan tim keamanan Ukraina di lokasi sebuah gedung yang terkena rudal Rusia di Kyiv (Kiev), Ukraina, 20 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Rusia menghujani Kiev dengan roket untuk pertama kalinya sejak lebih dari sebulan lalu. Tidak ada kematian yang dilaporkan. Namun, akibat serangan itu satu orang dilarikan ke rumah sakit.

Asap hitam terlihat dari kejauhan setelah Rusia menyerang dua distrik terpencil pada Ahad (5/6). Ukraina mengatakan serangan itu menghantam bengkel gerbong kereta. Sementara Moskow mengatakan pasukannya menghancurkan tank-tank kiriman negara-negara Uni Eropa.

Baca Juga

Oleksandr Kamyshin, kepala jawatan kereta api Ukraina, membenarkan kabar bahwa empat roket telah mengenai fasilitas perbaikan gerbong Darnytsia di Kiev timur. Dia mengatakan tak ada peralatan militer di tempat itu.

Serangan itu seketika menjadi pengingat perang bagi warga Kiev, kota tempat kehidupan sehari-hari sebagian besar telah normal sejak Rusia menarik pasukannya dari wilayah pinggiran Kiev pada Maret."Serangan rudal di Kiev hanya punya satu tujuan --membunuh sebanyak-banyaknya orang," kata penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak di Twitter.

Ukraina mengatakan Rusia melakukan serangan itu dengan rudal jarak jauh yang diluncurkan dari pesawat pengebom di atas Laut Kaspia.Operator PLTN Ukraina mengatakan rudal jelajah Rusia terbang "sangat rendah" di atas pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar kedua di negara itu.

Serangan pada Ahad itu menjadi yang terbesar pertama di Kiev sejak akhir April. Pada saat itu, seorang wartawan tewas akibat serangan rudal.

Sementara itu di Sievierodonetsk, Ukraina timur, pejabat Ukraina mengatakan serangan balasan berhasil merebut kembali separuh kota itu. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Minggu mengatakan dirinya mengunjungi Lysychansk, sebelah selatan Sievierodonetsk, dan Soledar.

Kunjungan itu menjadi momen langka bagi dirinya untuk berada di luar ibu kota sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari dan berada paling dekat dengan garis pertempuran."Yang pantas untuk kalian terima adalah kemenangan --itulah hal yang paling penting. Namun tidak dengan mengorbankan segalanya," kata Zelenskyy, yang mengenakan kaus oblong warna khaki yang jadi ciri khasnya, kepada tentara Ukraina dalam video yang dirilis Ahad malam.

Lysychansk dan Sievierodonetsk berada di wilayah Luhansk dan Soledar di wilayah Donetsk. Kedua wilayah itu membentuk Donbas, pusat industri Ukraina yang diklaim Rusia sebagai wilayah yang perlu "dibebaskan".

Rusia baru-baru ini memfokuskan serangannya ke Ukraina timur dan selatan, meskipun sesekali menyerang daerah lain.Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Moskow akan menyerang target-target baru di Ukraina jika negara-negara Barat memasok negara itu dengan rudal jarak jauh, kata kantor berita TASS, Minggu.

Amerika Serikat mengatakan pekan lalu pihaknya akan mengirimkan rudal canggih jarak sedang ke Ukraina.Inggris mengatakan akan memasok Ukraina dengan sistem roket ganda yang mampu mengenai target sejauh 80 km.

Dalam wawancara televisi, Putin mengatakan roket yang dijanjikan Washington sejauh ini sebanding dengan roket dari era Soviet yang dimiliki Ukraina saat ini. "Jika Washington mengirim roket jarak jauh, kami akan menyerang target-target yang belum pernah diserang," kata dia.

Putin meremehkan keunggulan pesawat nirawak Barat dengan mengatakan bahwa Rusia telah "meremukkannya seperti kacang".

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement