Rabu 08 Jun 2022 11:26 WIB

Rusia Pulangkan Jenazah 210 Prajurit Ukraina

Sebagian besar prajurit Ukraina tersebut tewas dalam pertempuran di Mariupol.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Prajurit Ukraina mengendarai tank di dekat garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina timur, Senin, 6 Juni 2022. Rusia telah menyerahkan 210 jenazah prajurit Ukraina ke Kiev.
Foto: AP/Bernat Armangue
Prajurit Ukraina mengendarai tank di dekat garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina timur, Senin, 6 Juni 2022. Rusia telah menyerahkan 210 jenazah prajurit Ukraina ke Kiev.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia telah menyerahkan 210 jenazah prajurit Ukraina ke Kiev. Sebagian besar prajurit tersebut tewas dalam pertempuran di Mariupol.

“Proses pengembalian jenazah para pembela Mariupol yang gugur sedang berlangsung. Hingga saat ini, 210 tentara kami telah dikembalikan. Kebanyakan dari mereka adalah pembela Azovstal yang heroik,” kata direktorat intelijen pertahanan Ukraina lewat akun Twitter-nya, Selasa (7/6/2022).

Baca Juga

Pabrik baja Azovstal merupakan benteng pertahanan terakhir pasukan Ukraina di Mariupol. Setelah pertempuran selama berpekan-pekan, Rusia akhirnya mampu menguasai situs tersebut dan mengontrol Mariupol. Saat ini Moskow dikabarkan masih menahan sekitar 2.000 prajurit Ukraina yang sebelumnya bertempur di Azovstal.

Ukraina mengatakan akan berusaha memulangkan mereka semua lewat skema pertukaran tahanan. "Pekerjaan berlanjut untuk membawa pulang semua pembela Ukraina yang ditangkap," kata direktorat intelijen pertahanan Ukraina.

Dalam wawancara dengan Financial Times yang dirilis pada Selasa lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali mengutarakan kesiapannya untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. 

“Saya siap untuk negosiasi langsung dengan Presiden Putin jika kita siap membahas mengakhiri perang ini dengan serius,” kata Zelensky.

Menurut dia, tak ada waktu untuk melakukan pembicaraan dengan Rusia dan membahas hal yang tak terkait dengan cara mengakhiri konflik. Misalnya, soal kemungkinan Ukraina bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). “Jika kami tidak berada di NATO, tidak ada pangkalan negara asing di wilayah kami. Jika Anda ingin menerima kami ke dalam NATO, silakan undang kami, tapi kami tidak membahasnya saat ini,” ucapnya.

Pekan lalu Zelensky mengatakan, seperlima wilayah Ukraina sudah berada di bawah kendali Rusia. Wilayah Donbas yang terletak di timur negara tersebut sudah hampir seluruhnya hancur. “Hingga hari ini, sekitar 20 persen wilayah kami dikuasai penjajah, hampir 125 ribu kilometer persegi, Ini jauh lebih besar daripada wilayah gabungan semua negara Benelux (Belanda, Luksemburg, dan Belgia),” kata Zelensky saat berbicara kepada anggota parlemen Luksemburg lewat sambungan video pada 2 Juni lalu, dikutip laman CNN.

Perang Rusia-Ukraina sudah berlangsung sejak 24 Februari lalu. Kedua negara telah beberapa kali mengadakan pembicaraan dan negosiasi. Namun kesepakatan tentang gencatan senjata atau penghentian pertempuran belum tercapai.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement