REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Militer Ukraina mungkin harus mundur ke posisi lebih kuat di Kota Sievierodonetsk di wilayah timur yang dilanda perang. Namun tentara Ukraina tidak akan menyerahkan kota itu dan pertempuran sengit berkecamuk di sana pada Rabu (8/6/2022). Demikian disampaikan Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai.
"Ukraina memperkirakan Rusia meningkatkan pengebomannya terhadap Sievierodonetsk dan melakukan serangan besar-besaran yang menjadi fokus semua upaya Moskow," kata dia di televisi.
"Pertempuran masih berlangsung dan tidak seorang pun yang akan menyerahkan kota itu, bahkan jika militer kami harus mundur ke posisi yang lebih kuat. Ini tidak berarti seseorang menyerahkan kota - tidak ada yang akan menyerahkan apa pun. Tapi mungkin (mereka) akan dipaksa mundur," katanya.
Pertempuran selama berhari-hari di kota industri itu telah menjadi hal yang sangat penting, dan Rusia memfokuskan kekuatan serangannya dengan harapan bisa mencapai salah satu tujuannya, yaitu merebut sepenuhnya daerah di sekitar Luhansk demi melindungi kelompok separatis berbahasa Rusia di provinsi itu.
"Kami memperkirakan jumlah penembakan dan pengeboman diLyshychansk dan Sievierdonetsk akan meningkat berkali-kali lipat, serangan besar-besaran ke arah Sievierdonetsk dan Popasna dan upaya menyeberangi Sungai Donets Siverskyisekali lagi untuk mendirikan pangkalan dan mengembangkan serangan lebih lanjut," katanya.