Kamis 09 Jun 2022 07:49 WIB

Polisi Tangkap Pria Bersenjata yang Ancam akan Bunuh Hakim Mahkamah Agung AS

Pelaku meyakini hakim memilih untuk melonggarkan undang-undang kontrol senjata.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Rekaman TKP mengelilingi Robb Elementary School setelah penembakan massal di Uvalde, Texas, 25 Mei 2022. Seorang pria ditangkap karena mengancam akan membunuh hakim.
Foto:

Pada kemunculan awalnya di pengadilan federal di Greenbelt, Maryland, Roske terdiam beberapa kali sebelum menanggapi pertanyaan dari Hakim Timothy J Sullivan. Sidang berlangsung  selama 10 menit.

Ketika ditanya apakah dia mengerti apa yang sedang terjadi dan apakah dia berpikir jernih, Roske diam sejenak, lalu berkata, "Saya pikir saya memiliki pemahaman yang masuk akal, tetapi saya tidak akan mengatakan bahwa saya sedang berpikir jernih," ujarnya.

Roske mengatakan, dia mengkonsumsi obat-obatan. Tapi, dia tidak mengatakan obat jenis apa atau alasan dia mengkonsumsi obat. Dalam sidang, Roske juga mengatakan bahwa dia adalah lulusan perguruan tinggi.

Seorang pembela umum federal yang mewakili Roske, Andrew Szekely,  menolak mengomentari kasus tersebut setelah sidang. Roske akan menjalani sidang berikutnya secara tentatif pada 22 Juni. Roske menghadapi tuduhan percobaan pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimum 20 tahun penjara.

“Perilaku seperti ini jelas merupakan perilaku yang tidak akan kami toleransi. Ancaman kekerasan dan kekerasan nyata terhadap hakim tentu saja menyerang jantung demokrasi, dan kami akan melakukan segalanya untuk mencegahnya dan meminta pertanggungjawaban orang-orang yang melakukannya," ujar Jaksa Agung Merrick Garland mengatakan kepada wartawan.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memuji pihak berwenang, karena segera menangkap pelaku. Terjadi aksi protes di sekitar kediaman Kavanaugh dan hakim lainnya, serta demonstrasi di pengadilan. Pagar keamanan yang mengelilingi gedung dan jalan-jalan di sekitarnya telah ditutup. Laporan Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan, rancangan draf yang bocor pada awal Mei, telah menimbulkan gelombang ancaman terhadap para pejabat dan meningkatkan kemungkinan kekerasan ekstremis.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement