REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Bursa Efek Moskow mengatakan akan menangguhkan perdagangan mata uang franc Swiss terhadap rubel dan dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (14/6/2022). Hal itu diumumkan setelah Swiss mengadopsi sanksi baru Uni Eropa terhadap Rusia.
Bursa Efek Moskow, bursa terbesar Rusia, mengatakan mengalami kesulitan melakukan transaksi dalam mata uang Swiss. Hal tersebut sebagai akibat dari pembatasan perdagangan baru yang diberlakukan oleh Swiss pekan lalu.
"Penangguhan operasi karena kesulitan melakukan penyelesaian dalam franc Swiss yang dihadapi oleh pelaku pasar dan sektor keuangan sehubungan dengan tindakan pembatasan yang diberlakukan oleh Swiss pada 10 Juni," kata Bursa Efek Moskow dalam sebuah pernyataan.
Bursa Efek Moskow mengungkapkan sedang mencari solusi yang memungkinkan dan berharap menemukan cara untuk melanjutkan perdagangan franc Swiss di masa mendatang. Pada Jumat pekan lalu, Swiss, yang bukan anggota Uni Eropa, memperbarui paket sanksi terbaru terhadap Rusia. Ia menyesuaikan pembatasan terbaru perhimpunan Benua Biru terhadap bisnis, bank, dan individu dari Rusia serta Belarusia.
Pada 31 Mei lalu, Uni Eropa juga telah menyetujui embargo parsial terhadap komoditas minyak Rusia. Hungaria, Slovakia, serta Republik Ceko diberi pengecualian dan tetap diperkenankan memperoleh pasokan minyak Rusia yang dikirim lewat pipa Druzhba. Keputusan embargo yang sudah diperdebatkan selama berminggu-minggu bertujuan menghentikan 90 persen impor minyak mentah Rusia ke 27 negara anggota Uni Eropa. Hal itu akan berlaku penuh akhir tahun ini.
Embargo yang dilakukan perhimpunan Benua Biru akan menjadi sanksi paling keras terhadap Moskow sebagai konsekuensinya menyerang Ukraina. Namun di sisi lain, sanksi tersebut bakal turut mempengaruhi Uni Eropa. Pada 2020, Rusia merupakan pemasok seperempat impor minyak Uni Eropa. Eropa adalah tujuan hampir setengah dari ekspor minyak mentah dan produk minyak Rusia.