REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid berharap kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Timur Tengah untuk membantu menormalkan hubungan Tel Aviv dengan Arab Saudi. Gedung Putih mengumumkan rencana kunjungan Biden ke Israel, Tepi Barat, dan Arab Saudi pada Juli mendatang.
“Fakta bahwa presiden akan terbang langsung dari sini (Israel) ke Arab Saudi mungkin menandakan bahwa ada keterkaitan antara kunjungan dan upaya meningkatkan hubungan,” kata Lapid, dalam konferensi pers, Rabu (15/6/2022).
Para pemimpin Israel telah lama mengatakan bahwa mereka ingin memperluas hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab. Sebelumnya empat negara Arab yaitu Bahrain, Sudan, Maroko, dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menormalisasi hubungan dengan Israel di bawah Kesepakatan Abraham yang diinisiasi oleh pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump.
“Ada beberapa daftar negara yang menjadi target, Saudi adalah yang pertama, bersama dengan negara lain seperti Indonesia," kata Lapid kepada wartawan. Ketika ditanya apakah akan ada pejabat Israel yang ikut dalam pesawat presiden AS ke Saudi, Lapid mengatakan, dia tidak mengetahui hal tersebut. Tapi dia berkelakar dengan mengatakan, "Air Force One adalah pesawat besar, mungkin kita akan menyembunyikan seseorang di kamar mandi," ujarnya.
Israel dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik resmi. Tetapi keduanya telah berbagi hubungan keamanan rahasia atas permusuhan bersama terhadap Iran. Saudi telah lama dikabarkan menjadi salah satu negara Arab yang mempertimbangkan pembentukan hubungan terbuka dengan Israel.
Pada 2020, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan terbang ke Arab Saudi untuk bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Pertemuan itu terjadi tak lama setelah Israel menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan. Perjanjian normalisasi serupa kemudian ditandatangani dengan Maroko.
Raja Salman telah lama mendukung keinginan Palestina untuk mendirikan negara merdeka yang mencakup wilayah Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem timur. Kerajaan Saudi telah mengkondisikan pembentukan hubungan diplomatik penuh dengan Israel, melalui solusi dua negara untuk mengakhiri konflik dengan Palestina.
Dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi telah mengizinkan penerbangan antara Israel dan negara-negara Teluk untuk melintasi wilayah udaranya.