REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Rusia dan Turki sepakat menggelar pembicaraan pada potensi ekspor gandum Ukraina melalui koridor Laut Hitam. Hal ini disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia dan Turki usai pertemuan di Moskow, Rabu (23/6/2022).
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan hasil pembicaraan itu juga membuat kapal kargo kering Turki, Azov Concord, meninggalkan Mariupol dengan aman. Kapal itu, kata kementerian, merupakan kapal asing pertama yang meninggalkan pelabuhan tersebut sejak Rusia menginvasi Ukraina 24 Februari lalu.
Ukraina merupakan salah satu eksportir gandum terbesar di dunia. Tapi invasi Rusia tidak memungkinkan pengiriman dilakukan sehingga menimbulkan kelangkaan pasokan global. PBB sudah meminta kedua belah pihak termasuk Turki sebagai negara tetangga untuk sepakat mendirikan koridor.
Sejak bulan Mei lalu Mariupol yang terletak di selatan Ukraina dikuasai Rusia dan pasukan separatis. Kota itu telah dikepung selama berbulan-bulan.
Sementara Moskow ingin Barat mencabut sanksi-sanksinya untuk membantu memfasilitasi ekspor pupuk dan gandum. Kiev ingin kesepakatan jaminan keamanan di pelabuhan. Ukraina juga mengatakan tidak ada kesepakatan yang dapat dicapai tanpa persetujuannya.
Turki yang merupakan anggota Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah menggelar pembicaraan dengan Moskow dan PBB mengenai rencana tersebut. Tapi mereka mengatakan masih banyak yang perlu dilakukan untuk mencapai kesepakatan. Ankara menambahkan tuntutan Rusia dan Ukraina masuk akal.
Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, selain membahas koridor itu delegasi militer Turki juga membahas tentang keluarnya kapal-kapal dari pelabuhan Ukraina dengan aman dan kembalinya pesawat Turki dari bandara Borispol di Ukraina. Mereka mengatakan pembicaraan berlangsung "positif dan konstruktif."
Kementerian mengatakan, kapal Azov Concord meninggalkan pelabuhan Mariupol beberapa jam usai pertemuan tersebut. Pembicaraan dilakukan para jenderal yang ditugaskan untuk mengoperasikan "jalur komunikasi" antara Ankara, Moskow dan Kiev untuk mencari solusi pada krisis ini.