REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memerintahkan penguatan kemampuan pertahanan negara. Media pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Jumat (24/6/2022) melaporkan, perintah ini disampaikan Kim memimpin Pertemuan Tiga hari Komisi Militer Pusat ke-8 yang berakhir pada Kamis (23/6/2022).
"Dalam pertemuan itu, para pejabat tinggi menyetujui masalah penting dalam memberikan jaminan militer untuk lebih memperkuat pencegah perang," kata laporan KCNA.
Laporan KCNA tidak secara langsung menyebutkan program nuklir atau rudal balistik Korea Utara. KCNA mengatakan bahwa, Ri Pyong-chol, yang telah memimpin pengembangan rudal Korea Utara, terpilih sebagai wakil ketua Komisi Militer Pusat Partai Buruh.
"(Kim) menekankan perlunya seluruh tentara untuk mengkonsolidasikan semua kemampuan pertahanan diri yang kuat untuk mengalahkan kekuatan musuh," ujar laporan KCNA.
Selama pertemuan itu, Korea Utara jarang menyinggung tentang revisi rencana perangnya. Korea Utara memutuskan untuk meningkatkan tugas operasional unit garis depannya dengan "rencana aksi militer yang penting."
Pada April, Kim meminta militer untuk meningkatkan kekuatan di segala aspek untuk memusnahkan musuh. Korea Utara telah menguji sejumlah rudal balistik, termasuk rudal balistik antarbenua besar (ICBM), rudal hipersonik baru, dan rudal jarak pendek yang berpotensi dirancang untuk senjata nuklir taktis.