REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Militer China mengatakan pesawat maritim Amerika Serikat (AS) terbang melewati Selat Taiwan pada Jumat (24/6/2022). Menurut militer langkah ini mengganggu situasi dan membahayakan keamanan serta stabilitas di kawasan.
Dalam pernyataannya, Sabtu (25/6/2022), juru bicara Komando Teater Timur Tentang Pembebas Rakyat (PLA) Kolonel Shi Yi mengatakan militer Cina mengerahkan pasukan udara dan daratnya untuk memantau operasi pesawat AS. Ia menegaskan militer China menentang keras langkah AS.
Shi Yi mengatakan sampai saat ini militer China masih waspada tinggi. Angkatan Laut AS belum merespons permintaan komentar.
Selat Taiwan menjadi sumber ketegangan sejak nasionalis China melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949. Setelah mereka kalah dari komunis yang mendirikan Republik Rakyat China.
China mengklaim memiliki kedaulatan dan yuridiksi di Selat Taiwan. Sementara AS dan Taiwan menegaskan selat dipisahkan perairan internasional dengan China Daratan.
Ketegangan terbaru terjadi setelah Taiwan mengatakan telah mengusir 22 pesawat China di zona pertahanan udaranya. Penerobosan skala besar kedua yang dilaporkan dalam satu pekan.
Selama bertahun-tahun Taiwan mengeluhkan operasi angkatan udara China di ruang udaranya. Terutama di barat daya zona identifikasi pertahanan udara atau ADIZ dekat Kepulauan Pratas.