REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Mesir telah menandatangani kontrak pembelian 180 ribu ton gandum dari India. Pengiriman akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Sebuah kesepakatan telah tercapai dengan India terkait suplai 180 ribu ton gandum,” kata Menteri Suplai dan Perdagangan Internal Mesir Ali Moselhi, Ahad (26/6/2022), dilaporkan Sputnik. Mesir biasanya mengimpor gandum dari Rusia.
Menurut Moselhi, cadangan gandum strategis Mesir cukup untuk sekitar enam bulan ke depan. Pada Maret lalu, Mesir mengalami kenaikan harga pangan akibat krisis di Ukraina. Kairo kemudian memutuskan membatasi harga roti dan menerapkan larangan ekspor selama tiga bulan pada beberapa komoditas makanan pokok, seperti gandum, jagung, dan kacang.
Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, Afrika telah menjadi “sandera” dari perang Rusia di negaranya. Dia menyebut invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong kekurangan pangan global dan kekhawatiran bencana kelaparan di seluruh benua Afrika. “Afrika sebenarnya adalah sandera dari mereka yang melancarkan perang melawan negara kami,” kata Zelensky dalam pidatonya kepada Uni Afrika, 20 Juni lalu.
Dia mengungkapkan, negaranya sedang terlibat dalam “negosiasi rumit” agar Rusia membuka blokadenya terhadap pelabuhan Laut Hitam dan membiarkan gandum dari Ukraina diekspor. “Perang ini mungkin tampak sangat jauh bagi Anda dan negara Anda. Tapi harga pangan yang melonjak drastis telah membawa (perang) ke rumah jutaan keluarga Afrika,” ucapnya.
Zelensky mengatakan, kenaikan harga pangan yang terjadi akibat peperangan di negaranya dirasakan di semua benua. “Sayangnya, ini bisa menjadi khusus bagi negara-negara Anda (Afrika),” ujarnya.
Menurut Zelensky, saat ini negaranya sedang berusaha membangun rantai pasokan logistik baru. Hal itu agar 25 juta ton gandum yang tertahan akibat blokade Rusia dapat diekspor. “Kami sedang melakukan negosiasi bertingkat yang kompleks untuk membuka blokir pelabuhan Ukraina kami. Namun belum ada kemajuan karena belum ada alat nyata yang ditemukan untuk memastikan Rusia tidak menyerang mereka lagi,” kata Zelensky.
Ia mengungkapkan, sejauh ini, organisasi global belum menemukan cara untuk meyakinkan Rusia mengakhiri invasinya ke Ukraina. “Itulah sebabnya krisis pangan di dunia akan terus berlanjut selama perang kolonial ini berlanjut,” ujar Zelensky.