Rabu 06 Jul 2022 13:27 WIB

Menlu AS akan Ajak Tekan Rusia di Pertemuan Menlu G20

Menlu AS juga dijadwalkan bertemu dengan Menlu China Wang Yi di sela G20.

Menteri Luar Negeri Anthony Blinken berbicara dalam konferensi pers di Berlin, Jerman, 24 Juni 2022. Pertemuan para menteri luar negeri Kelompok 20 di Indonesia minggu ini mungkin akan memperburuk perpecahan atas perang Rusia di Ukraina. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov akan berada di sana, menandai pertama kalinya dia dan AS. Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan berada di ruangan yang sama sejak Januari.
Foto: AP Photo/Michael Sohn
Menteri Luar Negeri Anthony Blinken berbicara dalam konferensi pers di Berlin, Jerman, 24 Juni 2022. Pertemuan para menteri luar negeri Kelompok 20 di Indonesia minggu ini mungkin akan memperburuk perpecahan atas perang Rusia di Ukraina. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov akan berada di sana, menandai pertama kalinya dia dan AS. Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan berada di ruangan yang sama sejak Januari.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pekan ini akan mengajak negara-negara G20 untuk menekan Rusia agar mendukung upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuka kembali jalur laut yang terblokir karena konflik Ukraina. Blinken juga disebut akan mengulang peringatan terhadap China agar tidak membantu upaya Rusia berperang.

Menlu AS itu berangkat ke Asia pada Rabu untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri luar negeri G20 di Bali, yang akan berlangsung pada Jumat (8/7/2022). Selama lawatannya itu, ia untuk pertama kalinya sejak Oktober akan bertemu dengan Menlu China Wang Yi.

Baca Juga

Namun, tidak ada pertemuan yang dijadwalkan berlangsung antara Blinken dan Menlu Rusia Sergei Lavrov.

Kalangan analis memperkirakan pertemuan menteri G20 akan dipenuhi perdebatan. Pasalnya, AS dan negara-negara sekutunya menyalahkan Moskow atas penurunan pangan secara global sejak Rusia mulai meluncurkan invasi pada 24 Februari ke Ukraina, negara utama pengekspor biji-bijian.

Sementara itu, Rusia, yang juga adalah pengekspor utama biji-bijian, menuding serentetan sanksi yang dipimpin AS sebagai biang keladi masalah tersebut. 

Ramin Toloui, asisten menteri luar negeri urusan ekonomi dan bisnis, mengatakan kepada Reuters bahwa Blinken akan membahas masalah keamanan energi serta inisiatif PBB untuk mengupayakan pangan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia bisa kembali masuk ke pasar global. "Negara-negara G20 harus membuat Rusia mempertanggungjawabkan tindakannya dan menekan negara itu agar mendukung upaya PBB yang sedang berlangsung untuk membuka kembali jalur laut bagi pengiriman biji-bijian," kata Toloui.

Ukraina, yang menuduh Rusia memblokade pergerakan kapal-kapalnya, mengatakan pekan ini sedang melakukan pembicaraan dengan Turki dan PBB untuk menjamin kelancaran ekspor biji-bijian. Rusia menyatakan sama sekali tidak melakukan blokade biji-bijian dan balik menyalahkan Ukraina, yang dianggapnya tidak melakukan pergerakan.

Sementara itu, wakil menlu AS urusan Asia Timur, Daniel Kritenbrink, mengatakan ia memperkirakan pembicaraan Blinken dengan Menlu Wang Yi soal Ukraina akan berlangsung dengan "terus terang". Pertemuan Blinken dan Wang diperkirakan terjadi pada Sabtu (9/7/2022).

Tak lama sebelum Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina, Beijing dan Moskow mengumumkan bahwa kemitraan mereka "tidak terbatas". Namun, para pejabat AS mengatakan mereka belum melihat China menghindari sanksi-sanksi pimpinan AS terhadap Moskow ataupun menyediakan peralatan militer bagi Rusia.

China sendiri selama ini menolak untuk mengecam aksi-aksi Rusia. Beijing justru mengkritik pemberlakuan serangkaian sanksi terhadap Moskow.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement