Sabtu 09 Jul 2022 03:58 WIB

Menlu RI Apresiasi Peserta Pertemuan G20

Semua negara G20 hadir dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pernyataan pers usai Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7/2022).
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pernyataan pers usai Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan semua negara G20 hadir dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali. Hanya Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss yang pulang lebih awal.

Delapan dari sembilan negara undangan hadir. Fiji dari Forum Asia Pasifik, Senegal sebagai ketua Uni Afrika, Rwanda sebagai ketua New Partnership for Africa's Development (NEPAD), Kamboja sebagai ketua ASEAN, Spanyol, Uni Emirat Arab, Belanda, Suriname sebagai ketua Komunitas Karibia dan Ukraina.

Baca Juga

Pertemuan ini juga dihadiri sembilan pemimpin organisasi internasional. PBB, FAO, Bank Dunia, IMF, ILO dan lain-lain. Retno mengatakan ini pertama kalinya Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 duduk bersama membahas isu-isu penting.

Keputusan para anggota G20 dan undangan untuk datang langsung ditanggapi dengan serius. Mereka memilih bekerja keras untuk berada di sini.

"Sekali lagi saya ingin sampaikan apresiasi tertinggi pada dukungan kuat mereka pada presidensi Indonesia di G20  dan persahabatan mereka pada rakyat Indonesia," kata Retno dalam konferensi pers Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali, Jumat (8/8/2022).

Kehadiran mereka di sini juga mencerminkan dukungan mereka pada G20 masih relevan dan penting. Retno mengatakan ia menggelar komunikasi intensif dengan semua anggota G20 sebelum pertemuan ini.

Sejak awal, katanya, Indonesia telah berusaha menciptakan atmosfer yang nyaman bagi semua peserta. Retno berharap semua peserta dapat menggunakan pertemuan ini sebagai jembatan bukan tembok.

"Memperkuat kepercayaan bukannya kecurigaan dan berkomitmen pada kolaborasi dan bagian dari solusi," tambah Retno. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement