REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol akan menangguhkan pengarahan media informal yang telah diselenggarakan hampir setiap hari sejak menjabat pada Mei. Keputusan yang diumumkan oleh kantor kepresidenan pada Senin (11/7/2022) menyoroti peningkatan jumlah infeksi Covid-19.
Penyataan kantor Yoon mengatakan, liputan lain tentang presiden juga akan dibatasi. Juru bicara nantinya akan beralih menggunakan pernyataan tertulis, bersama dengan foto dan video acaranya, daripada mengadakan pengarahan langsung.
"Mengingat kerentanan terhadap penyebaran penyakit menular, kami meminta pengertian Anda," ujar pernyataan kantor kepresidenan.
Mengakhiri pertemuan media ini melanggar tradisi bertahun-tahun. Terlebih lagi Yoon berusaha untuk meningkatkan transparansi.
Otoritas kesehatan telah memperingatkan negara itu menghadapi gelombang infeksi baru. Beberapa ahli memperkirakan ratusan ribu kasus baru dalam beberapa minggu mendatang.
Sebanyak 12.693 infeksi baru Covid-19 dilaporkan pada Senin, menjadikan penghitungan total menjadi 18.524.583 kasus. Sedangkan sebanyak 18 kematian pada hari yang sama, dengan total 24.661 sejak pandemi dimulai.
Seoul berhasil menekan infeksi dan kematian untuk sebagian besar pandemi dengan tindakan pelacakan dan karantina yang ketat. Tindakan itu menurunkan sebagian besar pembatasan tahun ini meskipun ada gelombang besar infeksi varian Omicron.