Selasa 12 Jul 2022 19:27 WIB

Cara Kelompok Aktivis Jatuhkan Pemerintahan Sri Lanka

Pengunjuk rasa menduduki gedung utama pemerintah dan memaksa presiden mundur.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Massa berduyun-duyun melihat ke istana Presiden di Kolombo, Sri Lanka, 11 Juli 2022, dua hari setelah kediaman resmi diserbu. Presiden dan perdana menteri Sri Lanka setuju untuk mengundurkan diri setelah pertemuan para pemimpin partai selama hari protes anti-pemerintah besar-besaran. Ribuan pengunjuk rasa pada 09 Juli menerobos barikade polisi dan menyerbu istana Presiden, sekretariat Presiden, dan kediaman resmi perdana menteri. Protes telah mengguncang negara itu selama berbulan-bulan, menyerukan pengunduran diri presiden dan perdana menteri atas dugaan kegagalan mengatasi krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.
Foto:

Frustrasi publik pada kekurangan yang sedang berlangsung dan penolakan keras kepala presiden untuk minggir, telah membara selama berminggu-minggu. Menggunakan kereta api, bus, truk, dan sepeda, bahkan berjalan kaki, kerumunan besar berkumpul di Kolombo pada Sabtu (9/7/2022) ini melebihi jumlah pasukan keamanan yang dikerahkan untuk melindungi gedung-gedung pemerintah dan mengacaukan politik Sri Lanka.

"Gota Pergi!!" kerumunan meneriakkan di daerah Benteng Kolombo, bergolak atas krisis ekonomi terburuk negara itu sejak kemerdekaan.

Menurut perkiraan Amaratunge, puluhan ribu akhirnya bergabung dengan pawai. Menurut seorang pejabat polisi yang berbicara dengan syarat anonim, kerumunan Benteng Kolombo membengkak menjadi setidaknya 200.000 orang.

Para warga dengan cepat masuk ke rumah era kolonial presiden, sebelum menyerbu sebagian dari kantor kepresidenan dan memasuki kediaman resmi perdana menteri sejauh 2,5 km. Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe telah dipindahkan ke lokasi aman yang dirahasiakan.

Dalam beberapa jam kedua pemimpin itu secara terpisah mengumumkan  akan mengundurkan diri untuk mengizinkan pemerintah. Sementara partai oposisi mulai merencanakan untuk mengambil alih.

 

Jika Rajapaksa mengundurkan diri sesuai janji untuk melakukannya pada Rabu (13/7/2022), dia akan menjadi presiden Sri Lanka pertama yang mengundurkan diri. "Saya pikir ini adalah pertemuan yang paling belum pernah terjadi sebelumnya di negara ini. Perhentian total," kata Ruwanthie de Chickera yang merupakan penulis drama yang merupakan bagian dari kelompok inti aktivis Aragaya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement