Kamis 14 Jul 2022 20:33 WIB

PM Jepang Salahkan Kepolisian Atas Serangan Terhadap Abe

Seorang tersangka ditangkap segera setelah Abe ditembak pada pekan lalu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Salah satu orang yang mempersembahkan bunga dan doa untuk mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, menangis di kuil Zojoji di Tokyo Selasa, 12 Juli 2022. Abe dibunuh Jumat saat berkampanye di Nara, Jepang barat.
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Salah satu orang yang mempersembahkan bunga dan doa untuk mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, menangis di kuil Zojoji di Tokyo Selasa, 12 Juli 2022. Abe dibunuh Jumat saat berkampanye di Nara, Jepang barat.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyalahkan perlindungan polisi yang tidak memadai atas serangan terhadap Shinzo Abe. Mantan perdana menteri itu meninggal dunia akibat tembakan ketika memberikan pidato kampanye untuk pemilihan anggota parlemen.

Menurut Kishida, pejabat di Komisi Keamanan Publik Nasional dan Badan Kepolisian Nasional sedang menyelidiki apa yang salah dan akan mengambil tindakan. "Saya mendesak mereka untuk memperbaiki apa yang perlu diperbaiki, sambil juga mempelajari contoh di negara lain,” katanya.

Baca Juga

Kishida juga mengumumkan rencana untuk mengadakan pemakaman kenegaraan untuk Abe akhir tahun ini. Upacara pemakaman yang lebih kecil diadakan di sebuah kuil di Tokyo pada Selasa (12/7/2022).

Seorang tersangka ditangkap segera setelah Abe ditembak pada pekan lalu dan ditahan untuk diinterogasi. Laporan polisi dan media mengatakan, motif penembakan ini akibat rumor keterkaitan antara Abe dan kelompok agama yang dibenci tersangka.

Tersangka bernama Tetsuya Yamagami dilaporkan kesal karena ibunya memberikan sumbangan besar ke Unification Church  yang membuat keluarganya bangkrut. Pembunuh Abe ini telah menjelaskan hubungan antara Partai Demokrat Liberal yang memerintah dan Unification Church yang dikenal dengan keyakinan konservatif dan anti-komunis.

Cabang Jepang dari gereja yang berbasis di Korea Selatan ini mengkonfirmasi, ibu Yamagami adalah seorang anggota dan Abe bukan anggota mereka. Namun Abe telah muncul dalam pesan video ke grup yang berafiliasi dengan gereja tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement