Selasa 26 Jul 2022 17:35 WIB

Rumah Sakit Terbesar di Sri Lanka Bangkrut

Seluruh bangsal rumah sakit terbesar Sri Lanka gelap dan hampir kosong.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka memberikan pukulan paling keras terhadap sistem pelayanan kesehatan gratis dan menyeluruh bagi rakyatnya. Rumah sakit terbesarnya mengalami kebangkrutan.
Foto:

Pejabat kementerian kesehatan Sri Lanka menolak untuk memberikan rincian tentang keadaan pelayanan kesehatan masyarakat saat ini. Para dokter yang bekerja di rumah sakit pemerintah mengatakan mereka terpaksa membatasi operasi rutin untuk memprioritaskan keadaan darurat yang mengancam jiwa, dan menggunakan obat-obatan pengganti yang kurang efektif.

"Sistem perawatan kesehatan Sri Lanka yang dulu kuat sekarang dalam bahaya," kata Koordinator Residen PBB Hanaa Singer-Hamdy dalam sebuah pernyataan. "Yang paling rentan menghadapi dampak terbesar."

Bank Dunia baru-baru ini mengalihkan dana pembangunan untuk membantu Sri Lanka membayar obat-obatan yang sangat dibutuhkan, termasuk vaksin anti-rabies. India, Bangladesh, Jepang, dan negara-negara lain telah membantu dengan sumbangan untuk sektor perawatan kesehatan, sementara warga Sri Lanka yang tinggal di luar negeri ikut serta dengan mengirimkan obat-obatan dan peralatan medis ke rumah.

Presiden baru Ranil Wickremesinghe telah memperingatkan bahwa krisis ekonomi negara itu kemungkinan akan berlanjut hingga akhir tahun depan. Sri Lanka bakal menatap prospek krisis kesehatan masyarakat yang lebih buruk yang akan datang.

Hiperinflasi telah mendorong harga pangan begitu tinggi sehingga banyak rumah tangga berjuang untuk memenuhi kebutuhan makan mereka sendiri. Menurut Program Pangan Dunia, hampir lima juta orang atau 22 persen dari populasi membutuhkan bantuan makanan. Lebih dari lima dari setiap enam keluarga melewatkan makan, makan lebih sedikit atau membeli makanan berkualitas rendah.

"Jika krisis berlarut-larut, lebih banyak bayi akan meninggal, dan malnutrisi akan merajalela di Sri Lanka," kata Dr Vasan dari asosiasi petugas medis. "Ini akan membawa sistem perawatan kesehatan kita ke ambang kehancuran," tukasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement