REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menjadi kandidat unggulan sebagai perdana menteri selanjutnya. Ia mendapatkan dukungan dari anggota parlemen yang ia kalahkan tipis dalam persaingan terakhir memperebutkan kursi Boris Johnson.
Menteri muda Penny Mordaunt menjadi kandidat terakhir yang tereliminasi hingga persaingan untuk menjadi perdana menteri menyisakan dua orang, Truss dan Rishi Sunak. Ia kalah delapan suara dari menteri luar negeri itu.
Kini anggota Partai Konservatif yang akan memutuskan siapa yang akan menggantikan Johnson yang mengundurkan diri bulan lalu. Setelah anggota pemerintahannya mundur karena berbagai skandal yang menerpa perdana menteri.
"Saya berada di posisi ketiga dalam persaingan ini dan saya berutang pada kalian semua sebagai penunjuk arah, bukan baling-baling, dan saya sudah menentukan pilihan saya," kata Mordaunt dalam sebuah kegiatan di barat daya Inggris, Senin (1/8/2022).
"Saya sudah cukup melihat siapa orang yang akan saya percayai dan orang itu adalah Liz Truss," katanya.
Mordaunt bergabung dengan menteri senior lainnya yang mendukung Truss. Sebelumnya Menteri Pertahanan Ben Wallace dan Menteri Keuangan Nadhim Zahawi telah mengumumkan dukungannya pada menteri luar negeri.
Sunak awalnya merupakan kandidat favorit sebagai pengganti Johnson. Ia membantu pemerintah Inggris mengarahkan kebijakan ekonomi untuk menghindari dampak pandemi Covid-19 tapi ia kesulitan dalam persaingan melawan Truss.
Pada Ahad (31/7/2022) ia berjanji akan memotong pajak pendapatan hingga 20 persen pada 2029. Pernyataan itu kemungkinan merupakan pertaruhan terakhirnya dalam kampanye untuk menggantikan Johnson.
Sunak mengatakan rencana itu akan menjadi pemotongan pajak pendapatan terbesar sejak Margaret Thatcher. "Ini visi radikal tapi juga yang realistis," katanya satu hari sebelum anggota Partai Konservatif menerima surat suara untuk memilih ketua yang baru.