Ahad 07 Aug 2022 23:44 WIB

Terjunkan Kapal Perang, China dan Taiwan Saling Mengawasi

Kapal perang China dan Taiwan saling berlayar dalam jarak dekat di Selat Taiwan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Kapal perang China dan Taiwan saling berlayar dalam jarak dekat di Selat Taiwan. Ilustrasi.
Foto:

Pada Sabtu (6/8/2022) Kementerian Pertahanan Taiwan mengerahkan jet untuk memberikan peringatan terhadap 20 pesawat China, termasuk 14 pesawat yang melintasi garis median. Taiwan juga mendeteksi 14 kapal China yang melakukan aktivitas di sekitar Selat Taiwan. Kementerian merilis sebuah foto yang menunjukkan pelaut Taiwan memantau kapal China di dekatnya.  

China mengatakan hubungannya dengan Taiwan adalah masalah internal. China telah memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak bertindak gegabah dan menciptakan krisis yang lebih besar.

Mengacu pada tanggapan atas kunjungan Pelosi, surat kabar People's Daily milik Partai Komunis mengatakan China telah mengadopsi langkah-langkah efektif yang menunjukkan tekad dan kemampuan China menjaga persatuan nasional serta kedaulatan dan integritas teritorial. Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang menegaskan China menggunakan aksi militer untuk mengganggu perdamaian. 

Sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi, China telah menghentikan komunikasi melalui berbagai saluran dengan Amerika Serikat termasuk antara komando teater militer dan terkait perubahan iklim. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh China mengambil langkah tidak bertanggung jawab dan tidak memprioritaskan resolusi damai.

Pelosi tiba di Taiwan pada Selasa (2/8/2022) malam meskipun sebelumnya ada peringatan dari China. Pelosi mengatakan kunjungannya menunjukkan komitmen AS untuk mendukung demokrasi Taiwan. Selain itu, Pelosi menyebut kunjungannya tidak akan mengubah status quo wilayah tersebut.

"Dunia menghadapi pilihan antara otokrasi dan demokrasi. Ini bukan tentang mengubah status quo di Taiwan atau kawasan," ujar Pelosi.

Taiwan telah memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949 ketika komunis Mao Zedong mengambil alih kekuasaan di Beijing dan mengalahkan nasionalis Kuomintang pimpinan Chiang Kai-shek dalam perang saudara. Sementara China mengklaim Taiwan berada di bawah wilayahnya sesuai dengan kebijakan Satu China.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement