Pada Juli, Korea Utara mengklaim bahwa wabah Covid-19 yang masuk ke negaranya dibawa oleh orang-orang yang melakukan kontak dengan balon yang diterbangkan dari Korea Selatan. Para aktivis selama bertahun-tahun telah menerbangkan balon melintasi perbatasan untuk mendistribusikan ratusan ribu selebaran propaganda yang kritis terhadap Kim. Korea Utara sering menyatakan kemarahan pada para aktivis dan pada kepemimpinan Korea Selatan karena tidak menghentikan mereka.
Selama pertemuan pada Rabu (10/8/2022), adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jongmenyebut krisis virus di Korea Utara sebagai “lelucon histeris” yang dimulai oleh Korea Selatan untuk meningkatkan konfrontasi. Dia mengatakan, Korea Utara akan mempertimbangkan tindakan balasan atas selebaran yang dikirim melalui balon dari Korea Selatan.
“Boneka (Korea Selatan) masih menyodorkan selebaran dan benda-benda kotor ke wilayah kami. Kita harus melawannya dengan keras. Kami telah mempertimbangkan berbagai rencana tindakan balasan, tetapi tindakan balasan kami harus menjadi tindakan pembalasan yang mematikan," ujar Kim Yo-jong.
Pakar luar menduga virus itu menyebar setelah Korea Utara membuka kembali perbatasannya dengan Cina untuk lalu lintas barang pada Januari. Termasuk parade militer dan acara berskala besar lainnya di Pyongyang pada April.
Pada Mei, Kim Jong-un melarang perjalanan antar kota dan kabupaten untuk memperlambat penyebaran virus. Tetapi dia juga menekankan bahwa tujuan ekonomi negara harus dipenuhi. Kim menyerukan pelonggaran langkah-langkah pencegahan. Termasuk menjaga kewaspadaan dan kontrol perbatasan yang efektif.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
