REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kantor berita Rusia, Tass melaporkan laboratorium senjata Rusia mempercanggih fasilitas uji cobanya. Fasilitas itu ditutup setelah Uni Soviet bubar pada awal 1990-an.
Pada Rabu (17/8/2022), Tass melaporkan TsNIITochMash akan mempercanggih fasilitas uji cobanya sehingga dapat menguji senjata balistik dan artileri kaliber kecil di cuaca yang sangat dingin. TsNIITochMash meneliti dan merancang senjata untuk militer Rusia termasuk rudal anti tank dan senapan.
Sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu Rusia menekankan akan meningkatkan persenjataannya. Presiden Vladimir Putin menegaskan teknologi militer Rusia lebih maju "bertahun-tahun" dibandingkan lawan-lawannya.
Dalam pameran senjata Senin (15/8/2022) lalu Putin mengatakan Rusia siap menjual senjata canggih ke sekutu-sekutunya. Ia juga menegaskan Rusia juga bekerja sama dengan negara lain dalam mengembangkan teknologi militer.
Rusia berada di peringkat kedua sebagai negara penjual senjata terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat. Dengan angka sekitar 15 miliar dolar AS per tahun. Hampir seperlima dari pasar ekspor global.