Senin 22 Aug 2022 08:55 WIB

Puluhan Ribu Pekerja Palestina di Israel Gelar Mogok Kerja

Pekerja memprotes keputusan pembayaran gaji dari tuna ke rekening bank.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Pekerja Palestina melintasi bagian pagar pemisah Israel yang rusak. Puluhan ribu warga Palestina yang bekerja di Israel menggelar aksi mogok kerja terkait keputusan penggajian dari metode tunai ke rekening bank.
Foto: AP/Nasser Nasser
Pekerja Palestina melintasi bagian pagar pemisah Israel yang rusak. Puluhan ribu warga Palestina yang bekerja di Israel menggelar aksi mogok kerja terkait keputusan penggajian dari metode tunai ke rekening bank.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Puluhan ribu warga Palestina yang bekerja di Israel menggelar aksi mogok kerja satu hari pada Ahad (21/8/2022). Mereka memprotes keputusan tentang metode pembayaran gaji baru, yakni dari tunai ke rekening bank.

Metode pembayaran gaji lewat rekening bank telah disepakati Israel dan Otoritas Palestina. Mereka memang mencari cara yang lebih efisien dan aman untuk menyalurkan upah ke pekerja Palestina. Namun kalangan pekerja Palestina khawatir penggajian via rekening bank akan memiliki biaya tersembunyi dan pajak baru sehingga memotong upah mereka.

Baca Juga

Salah satu warga Palestina yang berpartisipasi dalam aksi mogok kerja pada Ahad lalu adalah Mohammad Khaseeb (43 tahun). Dia adalah seorang pegawai di pabrik aluminium di Israel. Khaseeb mengatakan, ia dan ribuan pekerja Palestina lainnya merasa tak dilibatkan dalam kesepakatan pembayaran gaji lewat rekening bank. “Mereka memutuskan tanpa berkonsultasi dengan serikat pekerja. Entah seorang pekerja setuju atau dia kehilangan izin kerjanya,” ucapnya.

Sementara pekerja Palestina lainnya, Bassim Al-Waheidi (55 tahun), mengungkapkan, dia dan rekan-rekannya khawatir pembayaran gaji via rekening bank akan menimbulkan biaya yang akan memangkas upah mereka, termasuk biaya administrasi bank, pajak, dan lainnya. “Kami menolak gaji kami ditransfer ke bank Otoritas Palestina karena kami takut akan masa depan dan krisis kepercayaan,” ucapnya.

Sejumlah serikat pekerja Palestina telah memperingatkan bahwa jika kesepakatan pembayaran gaji lewat rekening bank tidak dibatalkan, mereka akan meningkatkan aksi protes, termasuk membuka opsi mendeklarasikan pemogokan terbuka. Terdapat sekitar 200 ribu warga Palestina yang setiap hari menyeberang ke Israel untuk bekerja. Namun sebagian besar dari mereka tak mempunyai rekening bank.

Menteri Tenaga Kerja Palestina Nasri Abu Jeish mengatakan, pengaturan terbaru terkait pembayaran gaji dimaksudkan untuk melindungi hak-hak pekerja Palestina. Dia pun membantah kabar yang menyebut bahwa akan ada pengenaan pajak-pajak baru.

Sementara itu, seorang pejabat Israel mengungkapkan, jika metode pembayaran gaji lewat rekening bank diterapkan, hal itu akan memberi keuntungan pada perekonomian Palestina. “Hal ini akan memiliki banyak efek positif, seperti memastikan pension pekerja dibayar oleh majikan Israel dan mengurangi uang gelap,” katanya. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement