REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – China memperingatkan Kanada untuk tidak ikut campur dalam isu Taiwan. Peringatan itu muncul setelah sebuah delegasi dari parlemen Kanada berencana mengunjungi Taipei pada Oktober mendatang.
"Kami mendesak pihak Kanada untuk mematuhi prinsip satu-China serta menghormati kedaulatan dan integritas teritorial China," kata Kedutaan Besar (Kedubes) China untuk Kanada dalam sebuah pernyataan yang dikirim Selasa (23/8/2022) malam, dikutip Reuters pada Rabu (24/8/2022).
Kedubes China untuk Kanada pun menekankan bahwa Beijing akan mengambil langkah-langkah tegas terhadap negara-negara yang berusaha mengusik integritas wilayahnya. “China akan mengambil tindakan tegas dan kuat terhadap negara mana pun yang mencoba mengganggu atau melanggar kedaulatan serta integritas teritorial China,” katanya.
Sebuah delegasi parlemen Kanada bernama “kelompok persahabatan” berencana mengunjungi Taiwan pada Oktober mendatang. Hal itu diungkap anggota parlemen dari Partai Liberal, Judy Sgro, pekan lalu. Menurut Sgro, kunjungan itu akan fokus pada kerja sama perdagangan.
Sgro mengklaim, delegasi tersebut tak memiliki niatan untuk mengganggu dan menimbulkan masalah, baik bagi Taiwan maupun China. Pemerintah Kanada mengungkapkan bahwa delegasi “kelompok persahabatan” itu independen. Kelompok tersebut tak memperoleh dukungan administratif atau keuangan dari parlemen Kanada.
Kanada, seperti negara Barat lainnya, mengikuti kebijakan satu-China. Artinya mereka mengakui dan menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Beijing, bukan Taiwan. Namun seperti halnya Amerika Serikat (AS), Kanada pun secara tidak resmi “mendukung” Taipei dalam menghadapi ancaman China.
Pada 2-3 Agustus lalu, Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan. Saat bertemu Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Pelosi menegaskan dukungan Washington terhadap Taipei. Lawatan Pelosi memicu kemarahan China.
Menanggapi kunjungan Pelosi, China menggelar latihan militer besar-besaran di Selat Taiwan pada 4-7 Agustus lalu. Dalam latihan itu, China mengerahkan seluruh armadanya, yakni udara, darat, dan laut. Beijing bahkan menguji peluncuran rudal balistik. Latihan tersebut tak pelak memanaskan tensi di Selat Taiwan.