REPUBLIKA.CO.ID, OUAGADOUGOU— Enam orang tewas dibunuh pria bersenjata dalam serangan terhadap konvoi dari tambang emas di Boungou, Burkina Faso, pada Sabtu (27/8/2022) waktu setempat. Serangan terjadi setelah konvoi kembali ke jalan raya.
Para penyerang menargetkan lima kendaraan beriringan ketika mereka terpisah dari konvoi dan detail keamanannya.
Endeavour, penambang emas terbesar di negara Afrika Barat itu, menolak berkomentar mengenai pembunuhan itu.
Dua sumber di sektor pertambangan Burkinabe yang mengetahui serangan itu mengatakan korban tewas bukanlah karyawan Endeavour, melainkan penduduk setempat yang memasok barang ke tambang.
"Lima kendaraan, untuk alasan yang masih harus ditentukan, tetap berada di belakang konvoi, di luar sistem keamanan yang diberlakukan militer," kata militer dalam sebuah pernyataan.
Serangan itu menandai bahaya beroperasi di Burkina Faso. Sejak 2018 militan Islam yang berafiliasi dengan ISIS dan Alqaeda telah mengambil alih wilayah yang luas di utara dan timur yang menewaskan ribuan orang dan menggusur lebih dari satu juta orang.
Sebanyak 39 orang tewas dalam penyergapan di bus yang penuh dengan pekerja dari tambang Boungou pada 2019.
Saat itu, tambang itu dimiliki oleh Semafo yang berbasis di Quebec, yang diakuisisi oleh Endeavour pada 2020.
Pekerja di Boungou mengatakan bahwa mereka telah menyuarakan keprihatinan tentang keselamatan jalan beberapa bulan sebelum penyergapan 2019.
Ketika Endeavour memulai kembali tambang, dikatakan bahwa sekarang akan menerbangkan semua personel yang tidak tinggal di sekitar tambang ke lokasi.