REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi sedang berupaya menangkap dan mengekstradisi seorang pria asal negaranya yang sempat mengancam akan menyerang serta membunuh para staf diplomatik di Kedutaan Besar (Kedubes) Arab Saudi di Lebanon. Riyadh meminta otoritas Lebanon terlibat aktif dalam penanganan kasus tersebut.
“Kami menyerukan kepada otoritas Lebanon yang kompeten untuk melakukan prosedur hukum yang diperlukan terkait ancaman teroris,” kata Duta Besar Arab Saudi untuk Lebanon Walid al-Bukhari setelah bertemu Menteri Dalam Negeri Lebanon Bassam Mawlawi, Selasa (30/8/2022), dilaporkan Al Arabiya.
Pekan lalu, Bassam Mawlawi telah memerintahkan pasukan keamanan negaranya menyelidiki ancaman pembunuhan terhadap para staf di Kedubes Arab Saudi di Beirut. Perintah itu muncul setelah Walid al-Bukhari membagikan rekaman suara dari seorang pria yang sesumbar akan membunuh semua staf kedubes Saudi di negara tersebut.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Lebanon mengungkapkan, perintah penyelidikan yang dikeluarkan Mawlawi didasarkan pada keprihatinannya terhadap kepentingan dan keamanan Lebanon, serta hubungan baik dengan negara-negara bersaudara. “Terutama Kerajaan Arab Saudi,” kata Kemendagri Lebanon dalam sebuah pernyataan, Rabu (24/8/2022).
Sebelumnya, Walid al-Bukhari memang membagikan cicitan Twitter dari akun pro-Saudi. Cicitan itu berisi unggahan rekaman suara seorang pria.
Dalam rekaman tersebut pria itu menyampaikan bahwa jika sesuatu terjadi pada anggota keluarganya, dia akan membunuh para staf di Kedubes Saudi di Beirut. “Saya akan membantai semua orang di kedutaan Saudi, semua orang yang terkait dengan kedutaan Saudi,” katanya.
Kemendagri Lebanon meyakini pria yang melayangkan ancaman pembunuhan tersebut merupakan warga Saudi dan tinggal di pinggiran selatan Beirut. Menurut Kemendagri Lebanon, pria itu tengah dicari oleh otoritas Saudi karena kejahatan teroris.