Rabu 07 Sep 2022 19:59 WIB

Mahasiswa Dorong Motor ke Istana Kepresidenan Bogor, Protes Harga BBM Naik

Mahasiswa menyebut masyarakat semakin kesulitan usai pandemi

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Nur Aini
Sejumlah mahasiswa Universitas Djuanda melakukan aksi dorong motor di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/9/2022). Aksi dorong motor dari Tugu Kujang menuju pintu 3 Istana Bogor tersebut sebagai bentuk penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan menuntut pemerintah untuk membatalkan kebijakan kenaikan harga BBM. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah mahasiswa Universitas Djuanda melakukan aksi dorong motor di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/9/2022). Aksi dorong motor dari Tugu Kujang menuju pintu 3 Istana Bogor tersebut sebagai bentuk penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan menuntut pemerintah untuk membatalkan kebijakan kenaikan harga BBM. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR — Puluhan mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Djuanda Bogor melakukan aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Aksi unjuk rasa dilakukan dengan mendorong motor dari Tugu Kujang hingga Pintu 3 Istana Kepresidenan Bogor, sebagai bentuk protes kepada pemerintah.

Pantauan Republika.co.id, massa aksi tiba di Tugu Kujang sekitar pukul 14.30 WIB. Di bagian depan, massa aksi mendorong belasan motor dan diikuti barisan mahasiswi-mahasiswi di belakangnya, serta sebuah mobil pikap dengan sound system untuk menyampaikan tuntutannya.

Baca Juga

Long march yang dilakukan para mahasiswa membuat Jalan Otto Iskandar Dinata, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor mengalami kemacetan. Sementara itu, polisi memasang kawat berduri di dekat pintu 3 Istana Kepresidenan Bogor.

Negosiator dan Juru Bicara Aksi, Ruben Bentiyan, mengatakan aksi mendorong motor dari Tugu Kujang ke Istana Bogor sebagai tanda dimulainya protes terhadap kebijakan kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Menurutnya, aksi itu merupakan bentuk respons ketidaksetujuan atas kebijakan yang dinilainya tidak bijaksana tersebut. 

“Harusnya pemerintah mengerti betul, kesulitan yang tengah masyarakat hadapi pasca-dihantam pandemi. Tapi sayang sejuta sayang, pemerintah lebih memilih terus menerus membangun proyek-proyek yang terkadang tidak memberikan dampak langsung dan signifikan terhadap masyarakat,” ujarnya, Rabu (7/9/2022).

Ruben mengatakan, seharusnya Pemerintah Pusat juga paham dengan baik bahwa mencabut subsidi BBM dan menggantinya dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bukan hal yang baik. Hal tersebut malah kemudian bisa memperparah kesenjangan dan kemiskinan terstruktur di tengah masyarakat.

Oleh karena itu, kata dia, mahasiswa Universitas Djuanda Bogor menuntut Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, untuk mencabut dan atau membatalkan kenaikan harga BBM dengan segera dan dengan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

“Dalam pernyataan ini, sekaligus pula kami nyatakan bahwa kami akan terus berlipat ganda dan terus menerus menggeruduk Istana Bogor hingga harga BBM diturunkan kembali sesuai dengan keinginan masyarakat,” ucapnya.

Sekitar pukul 15.20 WIB, hujan mengguyur Kota Bogor. Sementara, massa aksi terus menyebutkan tuntutannya di tengah guyuran hujan.

Baca juga :Mengapa Harga BBM di Malaysia Murah, Ini Kata Stafsus Menteri BUMN

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement