REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Pemerintah Inggris telah mendukung klaim Albania yang menyatakan Iran bertanggung jawab atas serangan siber yang mengancam keamanan negara tersebut pada Juli lalu. Albania telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran.
Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris telah menentukan bahwa Iran “hampir dipastikan” bertanggung jawab atas serangan siber terhadap Albania. “Tindakan sembrono Iran menunjukkan pengabaian terang-terangan terhadap rakyat Albania, sangat membatasi kemampuan mereka mengakses layanan publik yang penting,” kata Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly, Rabu (7/9/2022).
Sebagai sesama negara anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Inggris menegaskan dukungan terhadap Albania. “Kami bergabung dengan Albania dan sekutu lainnya dalam mengungkap tindakan Iran yang tidak dapat diterima,” ucap Cleverly.
Selain Inggris, AS pun mendukung langkah Albania memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. “AS mengutuk keras serangan siber Iran. Kami bergabung dalam seruan Perdana Menteri (Albania Edi) Rama agar Iran bertanggung jawab atas insiden dunia maya yang belum pernah terjadi sebelumnya ini,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson dalam sebuah pernyataan, Rabu
Dia mengisyaratkan akan membantu Albania menuntut Iran. "AS akan mengambil tindakan lebih lanjut untuk meminta pertanggungjawaban Iran atas tindakan yang mengancam keamanan sekutu AS dan menjadi preseden yang meresahkan bagi dunia maya," ucap Watson.
Pada Rabu lalu, Perdana Menteri Albania Edi Rama mengumumkan bahwa negaranya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. “Pemerintah telah memutuskan dengan segera untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Republik Islam Iran,” katanya.
Menurut dia, pemutusan hubungan diplomatik itu merupakan langkah tepat dan sesuai untuk merespons serangan siber yang dialami negaranya pada Juli lalu. “Tanggapan ekstrem ini sepenuhnya sebanding dengan kegawatan dan risiko serangan siber yang mengancam melumpuhkan layanan publik, menghapus sistem digital dan meretas catatan negara, mencuri komunikasi elektronik intranet pemerintah, dan menimbulkan kekacauan serta ketidakamanan di negara ini,” ucapnya.
"Penyelidikan mendalam memberi kami bukti tak terbantahkan bahwa serangan siber terhadap negara kami diatur dan disponsori oleh Republik Islam Iran melalui keterlibatan empat kelompok yang melakukan agresi," kata Rama menambahkan. Dia tak mengungkap nama empat kelompok yang dimaksud.
Albania telah memerintahkan para diplomat dan staf Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Tirana untuk hengkang dari negara tersebut dalam waktu 24 jam setelah langkah pemutusan hubungan diplomatik diumumkan. Kedubes Iran belum merilis tanggapan resmi terkait keputusan pemerintah Albania.