REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Komandan Garda Revolusi Iran mengancam negara mana pun yang terlibat dalam agresi Israel terhadap Iran akan menanggung akibatnya. Peringatan ini dilaporkan kantor berita Tasnim saat perundingan kesepakatan nuklir 2015 antara Teheran dan Washington masih mengalami kebuntuan.
"Rezim Zionis (Israel) dianggap sebagai ancaman besar bagi keamanan Iran, semua pemerintah yang bekerja sama dengan rezim ini untuk menyerang keamanan Iran akan membayar harganya," kata komandan senior Garda Revolusi Gholamali Rashid seperti dikutip Tasnim, Rabu (7/9/2022).
Israel yang menilai program nuklir Iran sebagai ancaman pada eksistensinya telah memperingatkan akan menggelar aksi militer terhadap situs nuklir negara itu. Bila diplomasi gagal untuk menghentikan kerja nuklir Iran.
Iran sudah berulang kali mengatakan akan memberikan respon yang menghancurkan pada setiap agresi. Saat ini Iran dan AS beserta negara kekuatan dunia lainnya, yakni Rusia, Prancis, Inggris, Cina, Jerman, serta Uni Eropa masih terlibat dalam negosiasi pemulihan kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
JCPOA kesepakatan agar Iran tak mengembangkan senjata nuklir. Imbalannya, sanksi ekonomi terhadap Teheran bakal dicabut. Namun pada 2018, mantan presiden AS Donald Trump memutuskan menarik negaranya dari JCPOA. Trump beralasan, JCPOA “cacat” karena tak turut mengatur program rudal balistik Iran dan pengaruhnya di kawasan. Setelah menarik AS, Trump memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran.