Jumat 09 Sep 2022 16:40 WIB

AS Sanksi Perusahaan Iran Atas Produksi dan Pengiriman Drone ke Rusia

AS menuduh Iran memasok drone ke Rusia untuk digunakan dalam perang dengan Ukraina.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan Iran yang dituduh mengkoordinasikan penerbanagan militer untuk mengangkut pesawat tak berawak Iran ke Rusia.
Foto: EPA-EFE/Iranian Army office
Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan Iran yang dituduh mengkoordinasikan penerbanagan militer untuk mengangkut pesawat tak berawak Iran ke Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan Iran yang dituduh mengkoordinasikan penerbanagan militer untuk mengangkut pesawat tak berawak Iran ke Rusia. AS juga mensanksi tiga perusahaan lain yang terlibat dalam produksi pesawat tak berawak Iran.

AS menuduh Iran memasok drone ke Rusia untuk digunakan dalam perangnya di Ukraina. Namun, Teheran membantah tuduhan AS tersebut.

Baca Juga

Departemen Keuangan AS mengatakan pihaknya menjatuhkan sanksi kepada Layanan Bandara Safiran yang berbasis di Teheran. Pihaknya menuduh perusahaan tersebut mengoordinasikan penerbangan militer Rusia antara Iran dan Rusia, termasuk yang terkait dengan pengangkutan drone, personel, dan peralatan terkait.

Departemen Keuangan AS juga menunjuk Paravar Pars Company, Design and Manufacturing of Aircraft Engines dan Baharestan Kish Company dengan tuduhan terlibat dalam penelitian, pengembangan, produksi, dan pengadaan drone Iran. Departemen Keuangan memilih Paravar Pars Company untuk keterlibatan dalam rekayasa balik drone buatan AS dan Israel, tanpa menentukan model mana.

Kantor berita Reuters telah melaporkan bahwa beberapa pesawat tak berawak Iran didasarkan pada pesawat tanpa awak dari negara lain, termasuk pesawat pengintai AS RQ-170 Sentinel yang ditawan pada 2011. Juga ditunjuk sanksi adalah direktur pelaksana Baharestan Kish Company dan anggota dewan direksinya, Rehmatollah Heidari.

"Militer Rusia menderita kekurangan pasokan besar di Ukraina karena sanksi dan kontrol ekspor, dan itu memaksa Rusia untuk beralih ke negara-negara yang tidak dapat diandalkan seperti Iran untuk pasokan dan peralatan," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Kamis (8/9/2022) waktu setempat.

Blinken mengatakan, AS akan memegang tanggung jawab mereka yang mendukung Rusia dalam invasi ke Ukraina. Bulan lalu, seorang pejabat AS mengatakan bahwa pesawat tak berawak Rusia buatan Iran telah mengalami banyak kegagalan.

"Kami menilai bahwa Rusia bermaksud menggunakan UAV Iran yang dapat melakukan serangan udara-ke-permukaan, peperangan elektronik, dan penargetan, di medan perang di Ukraina,” kata pejabat itu.

Menurut pejabat yang enggan menyebutkan identitasnya itu, Rusia kemungkinan besar berencana untuk mengakuisisi ratusan kendaraan udara tanpa awak (UAV) seri Mohajer-6 dan Shahed. Ribuan orang tewas dan kota-kota Ukraina menjadi puing-puing sejak pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada Februari dalam serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus".

Sanksi Kamis datang ketika pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS tentang kesepakatan nuklir 2015 tersendat. Penarikan Washington dari kesepakatan di bawah Presiden Donald Trump pada Mei 2018 dan penerapan kembali sanksi mendorong Teheran untuk melanggar pembatasan nuklir perjanjian itu.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement