REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan akan menjabarkan rencana untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina pada PBB. Ia mengkritik lembaga internasional itu dan mengatakan harus direformasi.
Lopez Obrador yang menjelaskan kebijakan luar negeri non-intervensinya mengusulkan pembentukan "komite mediasi" yang melibatkan Perdana Menteri India Narendra Modi, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Paus Fransiskus.
Pada bulan Mei Modi menyerukan gencatan senjata di Ukraina dan perundingan damai antara pemerintah Ukraina dan Rusia yang menginvasi tetangganya pada 24 Februari lalu.
Berdasarkan rencana Lopez Obrador itu para mediator akan segera memulai pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk mencapai "gencatan senjata setidaknya dalam lima tahun."
Tidak banyak detail dari rencana tersebut tapi dalam konferensi pers rutin, Lopez Obrador mengatakan ia akan membahasnya lebih lanjut dalam perayaan hari kemerdekaan Meksiko pada Jumat (16/9/2022).
"Saya akan membicarakan tentang perdamaian dunia dan saya akan membicarakan tentang posisi Meksiko dalam perang di Rusia dan Ukraina dan saya akan menyajikan usulan pada PBB untuk mencapai perdamaian," katanya, Selasa (13/9/2022).
Perang di Ukraina telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi. Rencana perdamaian itu Lopez Obrador sampaikan setelah ia menolak kritik negara-negara musuh di kawasan dan PBB pada kebijakan keamanannya usai Kongres memberikan Angkatan Bersenjata menguasai Garda Nasional yang dipimpin sipil.
Pada Senin (12/9/2022) Lopez Obrador menggambarkan PBB dan kelompok negara di kawasan, Organisasi Negara-negara Amerika yang bermarkas di Washington "seharusnya pembela" hak asasi manusia. Ia mengatakan dua lembaga itu terlalu banyak memakan biaya, tidak memberikan hasil dan harus direformasi.
"Dan ketika saya katakan mereka terlalu mahal: mereka menghasilkan dolar dan hampir tidak berkeringat, mereka tidak bekerja dan Anda harus membayar mereka dan seolah-olah mereka tidak tersentuh, mereka merasa seperti anggota pemerintah dunia," katanya.