REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Brasil Jair Bolsonaro tiba di London pada Ahad (18/9/2022) dan disambut dengan aksi protes. Polisi memisahkan pendukung dan penentangnya saat dia menyampaikan pidato kampanye terbuka di Kedutaan Besar Brasil di London.
Bolsonaro memberikan penghormatan kepada mendiang Ratu Elizabeth II, sebelum melanjutkan kampanye pemilihan presiden. Dalam pidatonya, Bolsonaro mengenang kunjungan Ratu ke Brasil pada 1986.
"Belasungkawa kami kepada keluarga Ratu dan orang-orang Inggris. Di Brasil, kami masih memiliki kenangan kuat tentang kunjungannya pada 1968," ujar Bolsonaro, dilansir Anadolu Agency, Senin (19/9/2022).
Setelah menyampaikan ucapan belasungkawa, Bolsonaro kemudian melanjutkan dengan kampanye pemilihan presiden. Dia menyentuh tema yang telah menjadi inti pesan politiknya selama kampanye. Dia dengan keras mengecam legalisasi obat-obatan dan aborsi di Brasil. Dia menentang ideologi gender.
"Kami harus memutuskan masa depan bangsa kami. Kami tahu siapa yang ada di pihak lain dan apa yang ingin mereka terapkan di Brasil. Bendera kami akan selalu menjadi warna yang kami miliki di sini, hijau dan kuning," kata Bolsonaro kepada massa pendukung dari atas balkon kedutaan Brasil.
Salah satu spanduk yang diangkat tinggi-tinggi oleh para pemrotes bertuliskan "Hentikan Bolsonaro untuk masa depan planet ini." Setelah itu Bolsonaro, ditemani oleh ibu negara Michelle Bolsonaro, bertolak ke Westminster Hall untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Ratu.
Brasil akan menggelar pemilihan presiden pada 2 Oktober. Bolsonaro mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dia akan memenangkan putaran pertama.
Saat ini, jajak pendapat menempatkan mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva pada posisi teratas. Para ahli meyebut tahun ini sebagai pemilihan paling terpolarisasi Brasil dalam beberapa dekade.
Teman dan kerabat jurnalis Inggris Dom Phillips, yang dibunuh pada Juni bersama dengan ahli adat setempat Bruno Pereira di hutan hujan Amazon, menggelar protes di luar kediaman duta besar Brasil di London. Mereka mengecam kunjungan Bolsonaro. Kedua pria itu terbunuh ketika melakukan penelitian untuk proyek penulisan sebuah buku tentang upaya konservasi di wilayah tersebut.
Banyak pemerhati lingkungan dan pembela masyarakat adat dan hak teritorial telah mengkritik kebijakan Bolsonaro. Mereka menuding Bolsonaro membatalkan perlindungan lingkungan di Amazon, sehingga menyebabkan kerusakan ekologis.