Rabu 21 Sep 2022 19:55 WIB

AS: Rencana Mobilisasi Pasukan Cadangan Tunjukan Kelemahan Rusia

Pengumuman mobilisasi pasukan cadangan Rusia tunjukan kelemahan

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Seorang tentara Ukraina membantu sesama prajurit yang terluka di jalan di wilayah yang dibebaskan di wilayah Kharkiv, Ukraina
Foto: AP Photo/Kostiantyn Liberov
Seorang tentara Ukraina membantu sesama prajurit yang terluka di jalan di wilayah yang dibebaskan di wilayah Kharkiv, Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Ukraina Bridget Brink mengatakan pengumuman mobilisasi pasukan cadangan Rusia tunjukan kelemahan. Pernyataan ini disampaikan usai tokoh pro-Rusia mengumumkan akan menggelar referendum di wilayah-wilayah pendudukan Rusia di Ukraina

"Referendum dan mobilisasi palsu tunjukan tanda-tanda kelemahan, kegagalan Rusia," kata Brink di media sosial Twitter, Rabu (21/9/2022).

"Amerika Serikat tidak akan pernah mengakui klaim Rusia untuk menganeksasi wilayah Ukraina,"cicitnya.

Usai pemimpin-pemimpin pro-Rusia di wilayah Ukraina mengumumkan referendum untuk bergabung dengan Rusia. Kremlin menjadikan referendum itu sebagai ancaman pada Barat untuk menerima wilayah Rusia atau menghadapi perang skala besar.

"Pelanggaran batas wilayah Rusia merupakan kejahatan yang mengizinkan anda untuk menggunakan semua kekuatan untuk membela diri," kata mantan Presiden dan kini Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev di media sosial.

Dengan membangkai ulang pertempuran di wilayah pendudukan sebagai serangan pada Rusia maka Moskow dapat membenarkan pengerahan 2 juta pasukan cadangan. Sejauh ini Moskow masih tidak mengambil langkah tersebut meski mengalami banyak kekalahan dalam invasinya di Ukraina.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Washington mengetahui Presiden Vladimir Putin mungkin mempertimbangkan mobilisasi massal tersebut. Sullivan mengatakan hal itu tidak akan membahayakan kemampuan Ukraina memukul mundur agresi Rusia.

Ia menambahkan Washington menolak referendum yang dilakukan "secara sepihak." Rusia sudah menganggap wilayah Donbas yang terdiri dari Luhansk dan Donetsk merupakan negara merdeka. Ukraina dan Barat menganggap semua wilayah Ukraina yang dikuasai pasukan Rusia merupakan wilayah yang diduduki dengan ilegal.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement