REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Tentara Israel menembak mati seorang pengemudi Palestina di Tepi Barat. Kekerasan terbaru di daerah itu memicu perdebatan dan perbedaan sudut pandang.
Pada Sabtu (24/9) militer Israel mengatakan pengemudi itu mencoba menabrak mereka. Tapi keluarga korban yakin korban kehilangan kendali atas mobilnya.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam pembunuhan tersebut. Menurut mereka penembakan itu disengaja dan menyebutnya sebagai "eksekusi". Pernyataan kedua belah pihak belum dapat diverifikasi secara mandiri.
Peristiwa ini terjadi dekat Kota Nablus, sebelah utara Tepi Barat. Selama beberapa bulan kota itu pusat kekerasan yang terburuk di Palestina selama beberapa tahun terakhir.
Militer Israel mengatakan seorang tentara dan polisi melihat mobil melaju dengan cepat ke arah mereka yang terlihat hendak menabrak mereka. Tentara itu kemudian melepas tembakan ke arah mobil tersebut, dan pelaku "dinetralisir."
Keluarga korban mengkonfirmasi kematian itu dan mengatakan mereka yakin seorang ayah dan guru yang berusia 36 tahun itu kehilangan kendali atas mobilnya.
Sejak Israel menggelar operasi Breakwater terhadap milisi pada 31 Maret lalu setidaknya sudah 70 warga Palestina dibunuh di Tepi Barat. Operasi itu merupakan respon atas serangkaian serangan mematikan di Israel.
Perundingan damai yang ditengahi Amerika Serikat (AS) untuk mendirikan negara Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur gagal pada tahun 2014 lalu. Sementara Israel memperluas pemukiman ilegalnya di beberapa daerah.