REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA -- Kazakhstan kewalahan mengakomodasi puluhan ribu orang Rusia yang telah meninggalkan tanah air mereka sejak Moskow mengumumkan mobilisasi militer pekan lalu. Tetapi pemerintah Kazakhstan tidak memiliki rencana untuk menutup perbatasannya.
Pria Rusia bersama dengan keluarga mereka mulai melintasi perbatasan darat terpanjang kedua di dunia secara massal setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi pasukan cadangan pekan lalu. Warga Rusia tidak memerlukan visa atau bahkan paspor untuk masuk ke Kazakhstan.
Mereka hanya perlu membawa dokumen identitas Rusia. Bahasa Rusia juga digunakan secara luas di Kazakhstan yang merupakan rumah bagi etnis minoritas Rusia yang besar.
Pemerintah Kazakhstan mengatakan hampir 100 ribu warga Rusia telah melintasi perbatasan sejak pengumuman mobilisasi. Hotel dan hostel penuh, dan harga sewa meroket. Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev mendesak warga untuk bersabar dan meningkatkan toleransi.
"Banyak orang dari Rusia telah datang ke sini selama beberapa hari terakhir. Sebagian besar dari mereka terpaksa pergi karena situasi yang menyedihkan.
Kita harus menjaga mereka dan memastikan keselamatan mereka. Ini adalah masalah politik dan kemanusiaan," kata Tokayev.
Tokayev menambahkan, pemerintahnya akan membahas situasi ini dengan Moskow. Pada saat yang sama, Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan menerbitkan proposal untuk mengubah aturan imigrasi yang akan membatasi waktu tinggal bagi orang Rusia di Kazakhstan selama tiga bulan, kecuali memiliki paspor.
Sementara beberapa orang Kazakhstan telah menyerukan penutupan perbatasan atau pembatasan masuknya orang Rusia. Sedangkan sejumlah orang Kazakhstan yang lainnya telah mengatur titik pertemuan untuk orang Rusia yang tiba, dan mendirikan jaringan sukarelawan untuk membantu mereka menemukan tempat berlindung.
Seorang warga Almaty mengatakan kepada Reuters bahwa, dia menerima tiga pria muda dari Rusia pada Senin (26/9/2022) yang bersiap untuk menghabiskan malam di jalanan di pusat kota. Sementara di Kota Oral, beberapa orang Rusia menginap di bioskop lokal yang mengundang mereka melalui media sosial.
"Saya sedang duduk di sofa bersama teman-teman saya sekarang," kata seorang profesional IT Rusia berusia 32 tahun yang telah pindah ke Almaty dan meminta untuk tidak disebutkan namanya.
"Saya tidak memiliki rencana yang jelas tentang apa yang harus saya lakukan selanjutnya, tetapi saya pasti tidak akan kembali ke Rusia. Saya berharap dapat menemukan pekerjaan di sini," ujarnya.