REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kanada tidak mengakui hasil "referendum palsu" di empat wilayah Ukraina. Mereka pun berniat menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia. Demikian disampaikan Perdana Menteri Justin Trudeau pada Rabu.
Dalam sebuah pernyataan, Trudeau mengatakan bahwa yang disebut referendum di wilayah Kherson, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Donetsk yang dikuasai Rusia tidak memiliki legitimasi.
"Kanada tidak dan tidak akan pernah mengakui hasil referendum palsu ini atau upaya pencaplokan ilegal Rusia atas wilayah Ukraina," kata Trudeau, yang menegaskan kembali dukungan Kanada untuk Ukraina.
Mengacu pada laporan tentang pemilih yang diintimidasi melalui kekerasan, Trudeau juga mencatat bahwa Kanada akan menjatuhkan sanksi baru.
"Menanggapi eskalasi lebih lanjut ini, kami bermaksud untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap orang dan entitas yang terlibat dalam upaya terbaru ini untuk merusak prinsip-prinsip kedaulatan negara, dan yang berbagi tanggung jawab atas pertumpahan darah yang tidak masuk akal yang sedang berlangsung di seluruh Ukraina," tambah Trudeau.
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa mereka akan terus meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakannya.
?Wilayah Ukraina akan tetap menjadi milik Ukraina,? kata Trudeu, menegaskan kembali dukungan negaranya untuk kedaulatan dan integritas teritorial dan kemerdekaan Ukraina.
Media pemerintah Rusia mengumumkan bahwa 98 persen pemilih memilih untuk bergabung dengan Rusia setelah referendum di wilayah Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Luhansk di Ukraina.
Referendum itu dikutuk secara luas oleh komunitas internasional, dengan negara-negara Eropa dan AS menyebutnya sebagai "palsu" dan mengatakan mereka tidak akan diakui.