REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kebakaran besar terjadi di satu-satunya persimpangan antara Semenanjung Krimea dan Rusia. Kebakaran yang terjadi pada Sabtu (8/10/2022) pagi ini disebabkan ledakan truk.
Komite Anti-Terorisme Nasional Rusia (NAC) mengatakan, pada pukul 06:07 waktu Moskow terjadi ledakan di sebuah kendaraan kargo di bagian jalan raya jembatan Krimea di sisi semenanjung. Ledakan ini membakar tujuh tangki bahan bakar kereta api yang sedang dalam perjalanan ke semenanjung Krimea. "Dua bagian jalan raya jembatan sebagian runtuh," ujar pernyataan NAC, dilansir BBC.
Ketua Parlemen Krimea, Vladimir Konstantinov menuding Ukraina sebagai dalang yang melakukan ledakan. Dia menambahkan, kerusakan jembatan akan segera dipulihkan, karena tidak bersifat serius. Sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Presiden Vladimir Putin telah menerima pemberitahuan tentang ledakan itu. Dia telah memerintahkan penyelidikan pemerintah.
Jembatan sepanjang 19 kilometer tersebut melintasi Selat Kerch. Pembangunan jembatan ini menelan biaya 2,7 miliar poundsterling dan dibuka Presiden Putin empat tahun setelah Moskow mencaplok Krimea pada 2014.
Seorang ahli bahan peledak mengatakan kepada BBC, kebakaran itu mungkin bukan disebabkan rudal. "Sedikitnya kerusakan akibat ledakan/fragmentasi di permukaan jalan menunjukkan bahwa senjata yang dikirim melalui udara tidak digunakan," katanya.
Ahli tersebut mengatakan, ada kemungkinan bahwa serangan itu direncanakan dengan baik sehingga dapat menghindari kerusakan serius. Ledakan di ruas jalan menyebabkan kapal tanker minyak yang berada di ruas rel terbakar.
"Saya menduga bahan peledak di jembatan jalan dan dek kereta api dimulai secara bersamaan menggunakan perintah radio berkode," ujarnya.
Rusia menggunakan jembatan itu untuk memindahkan peralatan militer, amunisi, dan personel dari Rusia ke medan perang di Ukraina selatan. Jembatan ini sangat dibenci oleh orang Ukraina. Media sosial di Ukraina menyoroti ledakan tersebut. Ledakan terjadi sehari setelah Putin merayakan ulang tahun ke-70.
Seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Mykhailo Podolyak, menyebut kerusakan itu sebagai "permulaan". Tetapi dia tidak secara langsung mengklaim bahwa ledakan itu merupakan tanggung jawab Ukraina.
"Semua yang ilegal harus dihancurkan, semua yang dicuri harus dikembalikan ke Ukraina, semua yang diduduki Rusia harus diusir," ujar Podolyak
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Ukraina membandingkan ledakan jembatan dengan tenggelamnya kapal penjelajah rudal Moskow Rusia pada April. "Dua simbol kekuatan Rusia yang terkenal di Krimea Ukraina telah jatuh. Apa selanjutnya?".